Jumat 22 Feb 2019 09:53 WIB

Di Banyuwangi, Sandi Dengar Curhat Petani Buah Naga

Harga jual buah naga merosot tajam hingga Rp 500 per kilogram.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Sandiaga Uno: Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (kiri) menyapa pendukungnya saat berkunjung di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (21/2/2019).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Sandiaga Uno: Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (kiri) menyapa pendukungnya saat berkunjung di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (21/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Buah naga menjadi primadona untuk dijadikan minum jus. Namun, di balik segarnya jus buah naga ada duka petani.

Bayangkan saja, dua kwintal buah naga atau 200 kg hanya dihargai dengan satu buah sarung, padahal harga satu gelas jus buah naga mencapai Rp 10-15 ribu. Fakta ini yang membuat calon wakil presiden, Sandiaga Uno terenyuh.

Baca Juga

Wakil presiden nomor urut 02 ini mengetahui murahnya harga jual buah naga dari curhatan seorang petani bernama Susanto, saat dia berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi. Namun, Sandiaga menyatakan kepada petani tersebut bahwa dirinya belum bisa kebijakan sekarang ini. Kendati demikian, Sandiaga berjanji akan menstabilkan harga buah naga.

"Insya Allah saya bersama Pak Prabowo Subianto akan membuat industri olahan buah naga. Kami juga akan menetapkan harga bawah buah naga," papar Sandiaga dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (22/2).

Dalam kesempatan itu, Sandiaga memberikan obat anti masuk angin dan sarung yang didesain khusus untuknya kepada Susianto. Kemudian dia juga melihat langsung perkebunan buah naga dan memetik langsung dari pohonnya. Dan sempat mengaduk dodol atau jenang yang di masak secara tradisional bersama emak-emak.

"Ini saya kasih sarung saya, biar ingat saya berjanji memperbaiki nasib petani juga para pekerja buah naga," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Sementara itu dalam curhatannya, Susanto menyampaikan keluh kesahnya soal harga jual buah naga. Dia mengaku betapa sulitnya sekarang menjadi petani buah berwarna merah itu. Menurutnya harga jualnya sudah tidak masuk akal. Padahal pada 2012, harga jualnya masih di kisaran dua belas belas hingga enam belas ribu rupiah.

"Sekarang di tahun 2019, harganya cuma lima ratus rupiah per kilogram. Harganya turun banget. Terakhir saya jual buah naga dua kwintal hanya dapat uang seratus ribu rupiah. Hasilnya saya belikan sarung. Tidak saya pake tapi saya gantung. Tiap malam.berdoa dan melihat sarung itu berharap harga buah naga naik kembali," ucap Susianto.

Usai curhat, Susianto juga memberikan sarung yang dibelinya dari hasil penjualan dua kwintal buah Naganya kepada Sandi. "Saya titipkan sarung ini kepada bapak. Agar jika nanti, In Shaa Allah menjadi wapres, ingat kepada petani buah naga, dan mencari solusinya," harap Susianto.

Turunnya harga buah naga juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Dulu, lanjut Susianto, di tahun 2012 sulit mencari  tenaga kerja, bahkan sampai menggaji orang luar daerah. Tapi sekarang justru sebaliknya, banyak pengangguran akibat jatuhnya harga buah tersebut.

"Semoga Pak Sandi bisa mencari solusi ini. Menstabilkan harga buah naga. Belum.lagi pupuk yang mahal dan jarang. Kalau bisa jangan pupuk yang di subsidi, tapi harga buah naganya," tutup Susianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement