Rabu 20 Feb 2019 01:26 WIB

BRG: Karhutla Riau di Kawasan yang Sulit Dijangkau

Sudah ada sekitar 672 ribu hektare lahan gambut yang terbasahi.

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) melakukan proses pendinginan pada lahan gambut yang terbakar di kawasan hutan lindung kelurahan Mundam kota Dumai, Dumai, Riau, Kamis (19/7).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Sejumlah relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) melakukan proses pendinginan pada lahan gambut yang terbakar di kawasan hutan lindung kelurahan Mundam kota Dumai, Dumai, Riau, Kamis (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Restorasi Gambut (BRG) menyampaikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau terjadi di kawasan yang sulit terjangkau. Alhasil proses penanganannya terkendala jarak. 

Kepala BRG, Nazir Foead, mengatakan bagian solusi penanganan karhutla dengan sumur bor dan sekat kanal di lahan gambut. Dari pendataan BRG, sudah ada sekitar 672 ribu hektare lahan gambut yang terbasahi lewat dua program itu hingga akhir 2018. Tersisa 400 ribu hektare lagi dari target 1,1 juta hektar.

Baca Juga

Nazir menjelaskan mayoritas lahan gambut yang terbasahi berada di dekat pemukiman. Sedangkan lahan yang letaknya jauh dari pemukiman, baru dibasahi belakangan.

"Kasus di Riau di sekitar pemukiman sudah basah, aman. Yang terbakar di desa ujungnya, agak susah dijangkau. Ini bukan prioritas, tahun-tahun depan saja kata warga dibasahinya. Karena tidak ada kegiatan, jauh disana," katanya pada Republika.co.id, Selasa (19/2).

Ia mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap program pembasahan gambut. Selama ini, masyarakat dengan senang hati mengulurkan tenaganya agar wilayah mereka aman kebakaran.

"Di sana banyak di lahan masyarakat, nah itu dilakukan sepenuhnya dengan dukungan program BRG dan Pemda. Harus konsultasi dengan mereka, mana prioritasnya, karena kemampuan membasahi desa terbatas. Yang diutamakan di dekat pemukiman," ujarnya.

Walau demikian, ia mengakui masih ada kebakaran di lahan yang sudah dibasahi. Hanya saja jumlahnya minim dibanding lahan yang belum dibasahi.

"Yang sudah dibasahi masih ada terbakar, ada. Tapi jumlahnya 10 persenan. Ini cepat dipadamkan, karena api enggak sempat masuk ke bawah gambut karena basah," ucapnya.

Berdasarkan data BPBD Riau, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus meluas sejak Januari hingga awal Februari 2019. 

Diperkirakan sudah ada hampir seribu hektare luas lahan terbakar. Mayoritas lahan terbakar sebanyak 620 hektare berada di Kabupaten Bengkalis, tepatnya di Kecamatan Rupat, Bantan dan Talang Muandau. Jenis lahan yang terbakar didominasi gambut.

Pemprov Riau dikabarkan bakal segera menetapkan status siaga Karhutla. Menyusul sejumlah Kabupaten/Kota disana yang turut terdampak Karhutla. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement