REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kabupaten Bantaeng mulai menggalakkan gerakan penggunaan botol isi ulang atau tumbler untuk mengurangi sampah plastik di Bantaeng. Gerakan pengurangan sampah plastik menjadi perhatian karena besarnya polusi yang dihasilkan dari material plastik khususnya untuk penggunaan sekali seperti kantong kresek.
"Gerakan ini kita lakukan secara massif di semua lini di Bantaeng agar permasalahan sampah yang dihasilkan dari sampah plastik bisa berkurang," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantaeng Abdullah Taibe di Bantaeng, Selasa (19/2).
"Saat ini Pemda sudah menerapkan pengunaan tumbler pada sosialisasi Adipura. Wajib untuk menggunakan botol isi ulang atau tumbler guna mengurangi sampah plastik. Bantaeng adalah salah satu kabupaten pertama yang menerapkan hal tersebut," jelasnya.
Dia menambahkan, bahwa masalah sampah sudah menjadi siaga di kota-kota besar. Jika tidak dikelola dengan baik tentu akan menjadi masalah besar di kemudian hari.
"Dengan adanya gerakan seperti ini akan memberikan kenyamanan khususnya di Bantaeng," jelasnya.
Kegiatan sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga dalam kegiatan "Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura" adalah bentuk dari penguatan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) dalam pengelolaan Sampah Rumah Tangga (SRT) dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (SSSRT).
Wakil Bupati Bantaeng, Sahabuddin mengatakan, masalah terkait pengelolaan sampah adalah hal rutin yang setiap hari dilakukan dan dinilai kesadaran masyarakat sudah cukup baik, terbukti dengan delapan piala Adipura yang telah diraih berturut-turut. "Namun sekiranya yang perlu kita dalami yakni bagaimana mengelola sampah menjadi sesuatu yang berkah dan bermanfaat besar bagi masyarakat," kata dia.