Sabtu 16 Feb 2019 13:57 WIB

CEO Bukalapak: Tanpa Riset, Bisnis Hanya Diisi Perang Harga

Achmad Zaky mengaku salah menggunakan data riset tahun 2013

Presiden Joko Widodo (kanan) menerima pendiri sekaligus CEO Bukalapak.com Achmad Zaky (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima pendiri sekaligus CEO Bukalapak.com Achmad Zaky (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengingatkan tanpa riset dan teknologi (ristek) dunia bisnis dan industri hanya akan diwarnai dengan perang harga.

"Karena perang ke depan, bukan dengan manusia secara fisik tapi pintar-pintaran. Kalau tidak fokus di riset kita akan perang harga," kata Achmad Zaky usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (16/2).

Baca Juga

Ia mengakui data yang disampaikan terkait anggaran riset ekonomi digital sudah lama yaitu tahun 2013 yang diambil dari Wikipedia. "Tapi saya pikir semangatnya, saya belum dapat data 'update' terbaru. Saya pikir semangatnya. Tolong diambil semangatnya. Saya anak muda, pelaku industri, fokus ke SDM yang berkualitas dengan riset dan teknologi," katanya.

Sebelumnya dalam cuitannya di akun twitternya Achmad Zaky mengkritik masih rendahnya anggaran riset untuk pengembangan industri. Ia berharap presiden baru memperhatikan masalah itu. Cuitan itu mengundang banyak tanggapan dari warganet di medsos, bahkan muncul ajakan untuk "uninstall" Bukalapak.

Achmad Zaky mengungkapkan dalam pertemuan itu Presiden Jokowi meminta warganet agar tidak melakukan "uninstall" Bukalapak. "Pak Presiden menyampaikan jangan 'unsintall' Bukalapak. Karena karya Indonesia harus didukung. Mungkin nanti akan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden," katanya.

Ia mengaku pertemuan itu terjadi karena Presiden yang mengundang dirinya. Mengenai dana riset, ia menegaskan pemerintah sudah menyiapkan dana itu.

"Namun saya pikir semangatnya antara pemerintah dan pelaku industri sama sama harus membangun riset. Poin di tweet saya bukan hanya untuk negara, tapi pelaku bisnis," katanya.

Ia menyebutkan di negara-negara maju dana riset itu besar. "Saya ajak pengusaha untuk bisa kerja sama dengan universitas dan pemerintah. Yuk sama-sama fokus di SDM," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement