REPUBLIKA.CO.ID,
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirgo Purbo menyatakan, Indonesia tidak bisa terus menerus menerus mengandalkan impor minyak. Ia mengatakan jika terpilih Prabowo-Sandiaga berkomitmen mengurangi impor minyak.
"Salah satu komitmen Prabowo-Sandi jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden adalah mengurangi impor minyak dengan cara meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan," kata Sudirgo dalam diskusi bertajuk 'Solusi Pangan & Energi Ala Prabowo-Sandi' di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).
Sudirgo mengatakan, energi adalah persoalan yang menyangkut kedaulatan sebuah bangsa. Ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain yang terjadi saat ini bisa mengancam kedaulatan Indonesia.
Ia menambahkan, sebagai negeri agraris Indonesia memiliki modal baik untuk membangun industri energi terbarukan berbasis tumbuhan, matahari dan angin.
"Prabowo-Sandi menawarkan optimisme dengan solusi yang inovatif dari pengembangan energi terbarukan. Indoensia memiliki banyak potensi, kini tinggal optimalisasinya," ucap Sudirgo.
Sebelumnya ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis energi. Di sektor minyak bumi Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak.
Pasalnya, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3 juta barel per hari pada 2017 dan naik menjadi 1,7 juta pada 2018. Namun, produksi minyak Indonesia hanya diangka 750.000 barel per hari.
"Posisi energi Indonesia sekarang sudah dalam kondisi yang sudah di ICU. Krisis, kenapa? Produksi minyak kita 750.000 barel per hari, sisanya ditutupi impor," kata Sudirgo menjelaskan.