Rabu 13 Feb 2019 20:05 WIB

Bersaing Ketat, Jokowi Unggul Tipis Atas Prabowo di Jabar

Indopolling Network hari ini merilis survei Pilpres 2019 untuk provinsi Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Setneg-Agus Suparto
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Kemenangan Prabowo Subianto di Jawa Barat pada Pemilu Presiden 2014 sepertinya tidak akan terulang pada Pemilu Presiden 2019.

Menurut Peneliti Indopolling Network, Wempy Hadir, berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indopolling Network, capres Prabowo hanya meraih 37,9 persen yang tertinggal sekitar 4 persen dari capres Joko Widodo yang meraih 41,7 persen berdasarkan hasil survei.

Wempy menjelaskan, Joko Widodo-Maruf Amin unggul di kawasan Cirebon Raya dengan meraih 55,3 persen, sedangkan 31,6 persen.  "Sisanya, 13 persen, tidak menjawab," ujar Wempy saat pemaparan hasil survei tersebut, di Bandung, Rabu (13/2).

Menurut Wempy,  di Jawa Barat selatan, Prabowo unggul dengan meraih 50 persen. Sedangkan Joko Widodo 40 persen dan sisanya tidak menjawab.

Sedangkan di kawasan barat, tengah, dan utara Jawa Barat menurut Wempy, menjadi area pertempuran karena selisihnya tipis dan jumlah pemilih yang banyak. "Di tengah 01 41,9 persen, 02 41,2 persen. Di utara 01 35 persen, 02 30,7 persen, di barat 01 40 persen dan 02 39 persen," katanya.

Di tempat yang sama, Pakar politik Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan mengatakan, meski keduanya sama-sama bertarung pada Pemilu Presiden 2014, masyarakat belum tentu menjatuhkan pilihan yang sama pada pemilu tahun ini. Salah satu faktor utama penyebab pergeseran pilihan itu adalah kinerja Joko Widodo yang dianggap masyarakat berhasil terutama dalam membangun infrastruktur.

"Posisinya sekarang berbeda, 2014 keduanya orang baru. Tapi hari ini, kalau bicara Jokowi, adalah incumbent," kata Firman.

Firman menilai, calon pejawat memiliki keunggulan pada pemilu di manapun. Salah satunya karena mampu menunjukkan kinerja dalam memimpin pemerintahan.

"Punya keuntungan dengan kinerja. Apalagi di Jawa Barat ada 30 proyek strategis nasional yang dibuat pemerintah," katanya.

Hal ini pun, kata dia, sesuai dengan temuan survei tersebut yang menyebut tingkat kepuasan responden terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mencapai 56,8 persen. "Sebagian besar pemilih mengapresiasi kinerja pemerintahan Jokowi," katanya.

Oleh karena itu, jika Joko Widodo-Maruf Amin ingin unggul di Jawa Barat pada Pemilu Presiden 2019, kata dia, tim kampanye tinggal menyosialisasikan keberhasilan-keberhasilan yang diraih pemerintah pusat dalam lima tahun ini. "Kalau itu bisa dimanfaatkan secara optimal, dikampanyekan, saya rasa hasil survei sekarang akan menjadi kenyataan," katanya.

Firman mengatakan, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pun diunggulkan oleh kehadiran Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) yang memenangkan Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. Sebab, mereka diusung partai yang sama sehingga dipastikan mantan wali kota Bandung itupun akan mendukung pasangan nomor 01 itu.

"Ridwan Kamil lmasih punya magnet elektoral di sebagian pemilih. Apalagi pilgub kan baru kemarin," katanya.

Firman menilai saat ini Emil bekerja efektif untuk mengampanyekan Joko Widodo-Maruf Amin. "Kang Emil all out. Sabtu-Minggu Kang Emil kan bergerak mengampanyekan 01. Bacaannya, Kang Emil memberikan dukungan penuh ke 01," katanya.

Indopolling Network melakukan survei tentang peta elektoral capres dan partai di Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel surveinya mencapai 1.200 responden dengan margin of error 2,8 persen dan sampel menyebar proporsional di seluruh Jawa Barat.

Pengambilan data lapangan dilakukan selama periode 21-27 Jauari 2019. Adapun, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement