Selasa 12 Feb 2019 14:27 WIB

Abu Janda Mengaku Senang Isu Penghapusan Akun Jadi Trending

Permadi Arya pemilik akun Abu Janda menunggu respons somasi ke Facebook.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Permadi Arya alias Abu Janda
Foto: Screenshoot Youtube
Permadi Arya alias Abu Janda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, penghapusan akun Abun Janda di halaman Facebook Permadi Arya itu menjadi perbincangan warganet di media sosial. #AbuJandaSaracen hingga #PermadiAryaBosSaracen sempat menjadi topik trending di Twitter.

Kendati demikian, Permadi justru mengaku senang pembahasan tentang dirinya dapat menjadi perbincangan tertinggi di jagat dunia maya. Dia pun mengaku telah siap jika kasus tersebut digoreng terus untuk kepentingan pihak-pihak tertentu jelang Pilpres 2019.

Bahkan, Permadi mengatkan dirinya bakal bersedekah kepada sejumlah pemilik akun yang meramaikan cicitan tentang penghapusan halaman Facebook-nya itu. “Ini kan tahun politik sudah risiko saya yang sudah identik dengan pendukung petahana. Kalau digoreng habis-habisan oleh kubu oposisi saya sudah siap risikonya,” katanya.

Permadi Arya masih menunggu respons dari Facebook untuk memulihkan nama baik dan akun halaman Facebook-nya itu. Dia pun menunggu respons Facebook hingga Kamis pascadirinya melayangkan somasi kepada Facebook pada Jum’at (8/2) pekan lalu.

Kendati demikian, Permadi mengatakan usai dirinya melayangkan somasi, Facebook telah membuat pernyataan susulan bahwa akan menginvestigasi kembali terkait penghapusan sejumlah halaman, akun dan grup di media sosial itu. “Setelah kita kirim somasi mereka kasih respons ya, kita akan dalami lagi, akan investigasi lagi bukan tidak mungkin ditinjau ulang. Tapi kalau Facebook arogan, kita tempur sudah di pengadilan dan saya akan polisikan juga,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher mengumumkan Facebook menghapus 207 halaman, 800 akun, 546 grup di situs media sosial itu. Facebook menyatakan akun, grup dan halaman itu terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook di Indonesia.

Artinya, akun grup dan halaman tersebut menyesatkan orang lain tentang sosok atau aktivitas di sosial media.  “Semua halaman, akun, dan grup ini ditautkan ke grup Saracen, sindikat daring di Indonesia,” kata Gleicher.

Facebook menyebut sejumlah akun, grup, dan halaman yang dihapus seperti Permadi Arya (halaman), Kata Warga (halaman), Daeknet ID (halaman), Berita Hari Ini (Grup), dan AC Milan Indo (grup). Gleicher mengatakan, Facebook mencatat halaman, grup dan akun itu berdasarkan prilaku di sosial media, bukan konten positing atau unggahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement