REPUBLIKA.CO.ID, oleh Amri Amrullah
Pada setiap pesta demokrasi di Indonesia, acapkali media dianggap memiliki sikap politik yang pragmatis dan berpihak pada kepentingan salah satu calon. Begitupun pada perhelatan Pilpres 2019, media dicap sebagai partisan.
Selain soal sikap netralitas media, persepsi pemberitaan media akan menunjukkan seberapa aktif dan kreatifnya paslon mengangkat isu-isu untuk menarik publik. G-Communications (G-Comm) merilis hasil riset pemberitaan media terhadap pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019.
Hasil riset yang dilakukan G-Comm selama periode 1-31 Januari 2019 pada tiga media online yakni Detik.com, Kompas.com, dan Antaranews.com serta tiga media cetak yakni Kompas, Republika, dan Jawa Pos, menunjukkan paslon 01 Jokowi-Maruf diberitakan media sejumlah 38 persen sedangkan paslon 02 Prabowo-Sandi sejumlah 35 persen, dan 27 persen lainnya media mengangkat pemberitaan keduanya.
Direktur G-Com Andi Irman mengatakan, lima dari enam media mengangkat pemberitaan keduanya paling besar. Berdasarkan kategori media, media online lebih mendominasi dari pada media cetak. Hal ini menggambarkan minat pembaca topik tentang pilpres lebih banyak di media online.
"Sementara jika dilihat dari tone pemberitaan, paslon 01 Jokowi-Maruf lebih banyak diberitakan positif oleh media dengan 93 persen positif dan 7 persen pemberitaan negatif dibandingkan dengan paslon 02 Prabowo-Sandi dengan data 86 persen pemberitaan positif dan 14 persen pemberitaan negatif," papar Andi Irman saat presentasi Riset Pemberitaan Media Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2019-2024, yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (11 /2).
Paslon 01 Jokowi-Maruf banyak diberitakan postif pada isu-isu seputar jelang debat capres, hoaks surat suara, debat pilpres, dukungan paslon dan tabloid Indonesia Barokah. Sementara pemberitaan negatif paslon 01 Jokowi-Maruf banyak menyasar pada isu-isu revolusi mental, dan Jokowi minta uang.
Sedangkan, paslon 02 Prabowo-Sandi banyak diberitakan positif pada isu-isu jelang debat capres, pidato kebangsaan Indonesia menang, debat pilpres, tabloid Indonesia Barokah dan dukungan paslon. Pemberitaan negatif banyak manyasar pada isu-isu perubahan visi misi, hoaks surat suara, dan posko BPN Jateng.
Dari data yang dihimpun, ada temuan yang menunjukkan paslon 01 Jokowi-Maruf cenderung melakukan pola mengklarifikasi atas isu-isu yang beredar. Sementara paslon 02 Prabowo-Sandi cenderung lebih banyak mengeluarkan isu-isu yang terkait dengan paslon 01 Jokowi-Maruf, seperti misalnya isu hoaks surat suara, yang justru ini malah merugikan paslon 02.
"Selama periode Januari 2019, paslon 01 Jokowi-Maruf juga lebih unggul dalam menarik media untuk mengangkat pemberitaan," ujar Andi.
Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan data berikut di antaranya, paslon 01 lebih banyak pemberitaan ditinjau dari isu kampanye, total ada 30 berita isu kampanye yang diangkat oleh paslon 01 yakni simulasi debat capres, kisi-kisi debat capres dan waktu tanya jawab. Sementara, hanya ada 21 berita pada isu kampanye yang dilakukan paslon 02.
Paslon 01 Jokowi-Maruf unggul jumlah pemberitaan di seluruh media yang diriset yakni 42 persen berbanding 40 persen di media Detik.com, 34 persen berbanding 32 persen di media Kompas.com, 35 persen berbanding 24 persen di media Antaranews.com, 46 persen berbanding 21 persen di media cetak Republika, 22 persen berbanding 22 persen di media cetak Jawa Pos, dan 29 persen berbanding 11 persen di media cetak Kompas.
Sedangkan dari penyebaran wilayah, paslon 01 paling banyak diberitakan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Aceh, sementara paslon 02 banyak diberitakan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten. Kedua paslon paling banyak diberitakan di wilayah DKI Jakarta dengan perbandingan pemuatan 42 persen Paslon 01 dan 39 persen paslon 02.
Cawapres lebih aktif daripada capres
Untuk cawapres, Andi menyebut paslon 01 dan paslon 02 lebih aktif di media dibandingkan capresnya masing-masing. Sandiaga Uno, cawapres 02 menjadi narasumber yang paling banyak diberitakan di media.
Detik.com menjadi media yang paling banyak mengutipnya dengan 116 berita. Lalu cawapres 01, Maruf Amin juga paling banyak diberitakan di media Detik.com dengan porsi pemberitaan sebanyak 47 berita.
"Paslon 01 lebih unggul dalam segi panjang artikel pemberitaan media. Dari enam media, total panjang artikel paslon 01 sejumlah 6.710 paragraf dan Ppaslon 02 sejumlah 6.048 paragraf," paparnya.
Meskipun, paslon 01 condong pada pola klarifikasi dengan isu-isu yang cenderung mengikuti pola yang diangkat oleh paslon 02, hal tersebut lebih menarik minat pemberitaan media. Ini tidak terlepas juga dengan keunggulan program-program selama pemerintahan Jokowi-JK yang menjadi bahan klarifikasi terhadap isu yang diangkat paslon 02.
"Dan, pada bulan Januari 2019, isu yang diangkat paslon 02 justru berakibat blunder yang membuat pemberitaan negatif paslon 02 meningkat," kata Andi.
Riset G-Comm juga menunjukkan, baik paslon 01 Jokowi-Maruf dan paslon 02 Prabowo-Sandi belum fokus pada penyampaian visi misi. Keduanya, masih mengindikasikan pembentukan persepsi negatif terhadap lawan.
Hal ini bisa menimbulkan kerawanan pada menurunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang. Menurut Andi, kampanye yang besifat edukasi perlu menjadi catatan kedua paslon.
Elektabilitas Capres Berdasarkan Generasi