REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bergerak cepat untuk membantu penanganan darurat terhadap tanggul sungai yang rusak di Bandung Timur, Sabtu (9/2) sekitar pukul 22.00 WIB. Penanganan dilakukan dengan mobilisasi 1.500 karung pasir dan 40 lembar bronjong.
Disamping mengirimkan bahan banjiran, BBWS Citarum juga mengirimkan loader dan dump truk untuk membersihkan lumpur yang masuk ke jalan lingkungan.
Kepala BBWS Citarum Bob Arthur Lombogia mengatakan penanganan darurat dilakukan dengan tahapan pembersihan jalan menuju komplek permukiman yang tertimbun lumpur dan sampah. Selanjutnya kendaraan pengangkut material bisa masuk ke lokasi tanggul yang jebol.
“Pekerjaan pembersihan sudah dilakukan Ahag (10/2), pagi pukul 10.30 WIB dan ditargetkan selesai besok. Lusa dilanjutkan dengan pemasangan karung pasir dan bronjong yang ditargetkan selesai empat hari,” kata Kepala BBWS Citarum Bob Arthur Lambogia.
Tanggul yang jebol sepanjang 12 meter dengan tinggi 3 meter dibangun oleh pengembang perumahan merupakan konstruksi pasangan batu sederhana dan telah berumur cukup lama. Sungai Cisaranten Kulon memiliki lebar 1,5 meter, merupakan Sungai Orde empat yang merupakan anak Sungai Orde tiga yakni Sungai Cinambo yang merupakan cabang Sungai Orde dua yakni Sungai Cikeruh dan akhirnya menjadi cabang Sungai Citarum sebagai Orde satu.
Banjir mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, tiga orang luka-luka, du rumah rusak berat dan 10 rumah lainnya rusak sedang. Curah hujan pada saat banjir tergolong berkategori rendah dimana tercatat di Stasiun Rancaekek 45,5 mm dan Stasiun Jatioke 36 mm.
Kementerian PUPR menghimbau kepada warga khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan terjadinya banjir pada musim penghujan sekarang. Pemerintah Daerah juga dihimbau untuk mengaktifkan sistem peringatan dini sehingga dapat meminimalisir risiko dan dampak bencana.