REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh akibat dipisahkan oleh kondisi geografis Indonesia, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
“Hadirnya jembatan ini akan mempermudah dan memperpendek akses warga perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Di Aceh, pada 2018, pemerintah membangun empat jembatan gantung yang terdiri dari tiga unit menggunakan dana APBN maupun Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA). Tiga jembatan gantung tersebut adalah Jembatan Gantung Pante Kala (60 meter) di Kabupaten Aceh Barat Daya dengan anggaran Rp 4,3 miliar, Tanjong Dalam (72 meter) di Kabupaten Aceh Utara dengan anggaran Rp 5,14 miliar dan Gunung Setan (72 meter) di Kabupaten Aceh Utara dengan anggaran Rp 6,16 miliar.
Sementara itu, Jembatan Gantung Sikundo (90 meter) yang berada di Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat yang menghubungkan Desa Sikundo dengan Desa Jambak. Pembangunan jembatan ini dilaksanakan dalam periode 2016-2018 dengan biaya Rp 3,74 miliar.
Progres pembangunan Jembatan Gantung Sikundo saat ini telah fungsional hingga kendaraan roda-2 (rencana roda-4). Dengan selesainya jembatan ini, maka warga kedua desa tidak lagi melintasi sungai memakai titian kabel yang sudah digunakan warga sejak tahun 1979. Masyarakat terutama para pelajar tidak lagi berangkat ke sekolah melewati titian kabel diatas Sungai Sikundo untuk belajar di Desa Jambak.
Di media sosial sempat viral Photo warga Desa Sikundo yang menyeberangi sungai menggunakan jembatan kabel ala Indiana Jones. Photo tersebut merupakan Photo yang diambil tahun 2016. Sejak tahun 2016, sudah mulai dibangun secara bergotong-royong dengan anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh barat dan dilanjutkan dengan anggaran Pemerintah Aceh.
Program Jembatan Gantung di Aceh Tahun Ini
Pada 2019, pembangunan jembatan gantung di Aceh akan dilanjutkan sebanyak 9 unit yang terbagi 6 unit didanai oleh APBN dan 3 unit didanai dari APBA.
“Enam jembatan gantung yang didanai APBN yakni Jembatian Gantung Geunie (42 meter) di Kabupaten Pidie Jaya, Alur Ngang (60 meter) di Kabupaten Gayo Lues, Blang Panu (120 meter), Keude Trumon (90 meter) di Kabupaten Aceh Selatan serta diusulkan Blang Brandeuh (90 meter) di Kabupaten Nagan Raya dan Siron (120 meter) di Kabupaten Aceh Besar,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh Achmad Subki.
Tiga jembatan gantung yang akan dibangun dengan dana Otsus Aceh yakni Seurendek-Tanoh Mirah (150 meter) di Kabupaten Aceh Barat, Baro-Sipot (150 meter) dan Pulo Teungoh-Dusun Sengkadeh (30 meter). Ketiganya berada di Kabupaten Aceh Barat.
Dalam empat tahun yaitu 2015-2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung dengan total panjang 39.798 meter. Pada 2019, jembatan gantung baru yang akan dibangun sebanyak sebanyak 166 unit yang tersebar di seluruh pelosok di tanah air.