REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membuat peta kawasan rawan bencana geologi. Ini sebagai acuan pemerintah daerah dalam mengembangkan wilayahnya.
"Peta kawasan rawan bencana (KRB) ini sudah diinformasikan ke daerah. Peta KRB ini menjadi acuan dalam pengembangan suatu wilayah," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Potensi dan Mitigasi Kebencanaan, di Jakarta, Jumat (8/2).
Sejauh ini, kata dia, Badan Geologi telah memetakan daerah rawan gempa bumi maupun gunung berapi di seluruh Indonesia. PMBG mencatat dari tahun 1990-an sampai 2004, banyak gempa melanda di wilayah timur. Akan tetapi setelah tahun 2004, jumlah gempa terbanyak bergeser ke barat.
Adapun potensi rawan erupsi gunung berapi, Badan Geologi memonitor 70 dari 127 gunung api aktif yang terbentang dari barat hingga timur Indonesia. "Badan Geologi melakukan hal ini sebagai bagian dari mitigasi bencana geologi seperti gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor," katanya.
Pemetaan kawasan rawan bencana ini bertujuan untuk mengurangi jumlah korban dan kerusakan infrastruktur. Ia menyebutkan wilayah Palu, Sulawesi Tengah juga sudah dikaji dan dipetakan oleh Badan Geologi sebagai kawasan rawan gempa dan berpotensi tsunami maupun likuifaksi.
"Beberapa daerah memang kita bisa menghindari. Tadi sudah disinggung daerah-daerah rawan tsunami seluruh daerah sudah dipetakan terutama di pantai selatan Jawa dan barat Sumatera memang rawan," kata Hendra Gunawan.
Sebagian wilayah Jawa Barat juga tergolong paling tinggi risiko bencana tanah longsor mengingat curah hujan tinggi serta banyak warga tinggal di lereng bukit dan pegunungan. Hendra menerangkan, pihak PVMBG Badan Geologi menerapkan strategi mitigasi secara umum dengan mengidentifikasi potensi, menganalisis lalu dibuatkan peta kawasan rawan bencana.
"Kami membuat peta bencana, bisa dilihat dari website Badan Geologi, di sini bisa dilihat update data teknis dari longsor erupsi gunung berapi. Badan Geologi juga bekerja sama dengan BMKG. Di samping web, kami juga membuat juga network application dan bisa diunduh di Google Play," kata Hendra.