Jumat 08 Feb 2019 08:56 WIB

Risma Siap Telusuri Jejak Peninggalan Armenia dan Rusia

Risma mengetahui adanya sejarah lengkap tentang jejak Sarkies bersaudara dari Armenia

Peserta teatrikal membentangkan bendera Merah Putih saat memperingati peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Peserta teatrikal membentangkan bendera Merah Putih saat memperingati peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini siap membantu menelusuri jejak-jejak peninggalan bangsa Armenia dan Rusia pada masa sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Pahlawan, Jawa Timur. Ia mengatakan penelusuran ini menindaklanjuti permintaan dari Duta Besar Republik Armenia untuk Indonesia Dziunik Aghajanian dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva pada saat berkunjung ke Ruang Kerja Wali kota Surabaya pada Kamis (7/2).

"Nanti dibantu untuk mencarikan data-datanya. Kalau memang ketemu biar nanti bisa dikirim datanya," kata Wali Kota Risma.

Risma mengetahui adanya sejarah lengkap tentang jejak Sarkies bersaudara berasal dari Armenia yang telah membangun Hotel Majapahit di Surabaya. Hotel bersejarah yang sudah berkali-kali berubah namanya itu dibangun pada tahun 1910.

"Sarkies bersaudara ini mempunyai rumah di Surabaya yang saat ini jadi Tunjungan Plaza 5 (TP 5)," kata Risma.

Selain itu, lanjut dia, Toko NAM juga milik Sarkies bersaudara dulu pada masanya. Bahkan, Sarkies bersaudara ini juga membangun sebuah hotel seberang jalan yang kini bernama Hotel Majapahit.

"Pintu masuk Toko NAM itu masih ada sampai sekarang dan dijadikan bangunan cagar budaya," kata Risma.

Mengenai jejak bangsa Rusia di Surabaya yang disampaikan Dubes Rusia itu, Risma akan mengecek informasi bahwa Monumen Kapal Selam yang dijadikan salah satu wisata di Sungai Kalimas Surabaya merupakan buatan Uni Soviet atau kini Rusia. Bahkan di kapal itu diketahui masih ada menggunakan huruf-huruf ciri khas Rusia.

Selain Monumen Kapal Selam, dulunya di Surabaya ada gedung konsulat jenderal Rusia yang berada di Jalan Sumatera, Surabaya. Namun, gedung itu sudah ditutup sejak tahun 1990 dan kabarnya hingga saat ini gedung itu masih ada.

Begitu juga mengenai tentara Rusia yang gugur di medan perang pada masa penjajahan Indonesia yang selama ini tidak tahu dimakamkan di mana di Surabaya.

Risma meminta Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Hijau (DKRTH) Surabaya untuk mengecek data-data makam di Surabaya, terutama di makam Peneleh dan Kembang Kuning, karena kalau orang luar biasanya dikuburkan di makam itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement