Rabu 06 Feb 2019 02:30 WIB

Kiai di Subang Kritik Puisi Fadli Zon 'Doa yang Tertukar'

Pimpinan Ponpes Roudlotul Hasanah menilai Fadli Zon tak menghormati Mbah Moen.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasanah Subang KH Mochammad Abdul Mu'min melontarkan kritik kepada politikus Gerindra Fadli Zon terkait doa kiai Maimun Zubair alias Mbah Moen. Kiai Abdul Mu'min mengatakan, Fadli tak menghormati Mbah Moen dengan menyindirnya dalam sebuah puisi berjudul Doa yang Ditukar.

"Saya sudah baca puisi Fadli itu. Isinya merendahkan ulama dengan mengatakan doanya ditukar," kata KH Mochammad Abdul Mu'min di Jakarta, Selasa (5/2).

Abdul Mu'min meminta para politikus untuk menghormati ulama. Dia mengatakan, pesantren itu sudah berumur ratusan tahun sementara politikus baru lahir kemarin sore.

Kiai Abdul Mu'min mengatakan, Mbah Moen merupakan ulama karismatik yang dihormati karena kelimuan dan kealimannya. Dia mengatakan, karena itu Kiai Mu’min menganggap Fadli dengan menulis 'Doa yang Ditukar' sama saja tidak menghormati ulama.

"Rasulullah memerintahkan agar kami menghormati ulama, takzim kepada ulama, karena ulama adalah yang mengurus umat dan yang memerdekakan republik ini," kata pengurus NU Subang tersebut.

Karena itu Kiai Mu’min mengingatkan semua pihak tidak ikut-ikutan mempermainkan ulama seperti yang dilakukan Fadli dengan puisinya. Dia mengatakan, setiap sesuatu jika dipandang dengan hati benci, jangankan yang salah, yang benar pun disalahkan.

Sebelumnya, Fadli membuat puisi bertajuk 'Doa yang Ditukar' menanggapi upaya meralat doa merujuk dukungan ke salah satu calon presiden. Doa Kiai Maimun ini dipanjatkan di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, pada Jumat (1/2) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement