Rabu 06 Feb 2019 05:01 WIB

Panon Hideung, Ochi Chernye: Imaji Mojang Sunda Soal Rusia

Ternyata jejak budaya dan emosi Indonesia-Rusia sangatlah dalam

Rakyat menari di jalanan Rusia
Sukarno menghisap cerutu bersama Presiden Uni Sovyet Khruschev

Nah, sepenggal ilustrasi kisah asal-usul dan keberadaan lagu Rusia ini di Tatar Sunda tersebut, kemudian baru terang ketika kemudian ketemu laman milik universitasnya orang Sunda: Universitas Padjajaran. Di laman www.unpad.ac tersebut tertulis informasi begini:

Kemunculan lagu Pop Sunda itu ditenggarai lahir pada tahun 1936, yaitu ketika Ismail Marzuki menggubah lagu “Panon Hideung” yang diadaptasi dari lagu “Ochi Chernye” (Dark Eyes) dari Rusia. Dan lagu “Panon Hideung” adalah lagu Pop Sunda pertama, meskipun nadanya sendiri diambil dari lagu luar negeri.

Menurut Rektor Unpad, Prof Ganjar Kurnia, yang menjadi ciri utama dari Pop Sunda adalah penggunaan Bahasa Sunda di dalam lirik-liriknya.“Lagu Pop Sunda, lirik-liriknya itu selalu mudah, dan nadanya pun juga mudah,” ujar Rektor.

Setelah “Panon Hideung”, berturut-turut lagu pop Sunda sudah akrab dengan publik seperti “Tongtolang Nangka”, “Tilil”, “Euis”, dan “Mojang Priangan”. Lagu tersebut merupakan lagu Pop Sunda yang lahir pada medio 1960-an. Lagu “Tongtolang Nangka” dan “Tilil” merupakan dua lagu Pop Sunda lawas yang dipopulerkan oleh Band Nada Kantjana pimpinan Moh Jamin. Sementara lagu “Euis” dipopulerkan oleh duet Bing Slamet dan Rita Zahara.

Selain itu, ada hal menarik yang terungkap dalam perjalanan musik Pop Sunda pada periode tersebut. Menurut Rektor, lagu-lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi yang justru bukan dari Tatar Sunda. “Lagu Panon Hideung yang dulu dinyanyikan Mus DS, diiringi oleh Orkes Teruna Ria pimpinan Oslan Husein. Keduanya justru orang Padang,” jelas Rektor.

Khusus untuk lagu “Mojang Priangan”, Unpad (kala tulisan ini dibuat tengah berulang tahun ke 65) bahkan sengaja menghadirkan langsung pencipta lagu tersebut, yaitu Iyar Wiyarsih. Di usianya yang telah menginjak 81 tahun, Iyar masih mampu menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang bagus. Alhasil, penonton pun dibuat takjub dengan penampilannya. “Mak Iyar seperti kembali lagi menjadi mojang,” celetuk seorang penonton pagelaran.

Kemudian menginjak medio 1970-an, publik pun disuguhkan dengan lagu Sunda lainnya seperti “Koboi Kolot” yang pada zamannya dipopulerkan oleh grup musik Bimbo. Setelah itu ada lagu hits, “Kalangkang” dan “Potret Manehna” yang dipopulerkan oleh penyanyi Nining Meida dan Adang Céngos. Dua lagu ini merupakan lagu populer yang banyak disukai masyarakat. Dan menginjak periode 2000-an, penonton disuguhkan dengan lagu-lagu milik almarhum Darso.

                

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement