Senin 04 Feb 2019 23:33 WIB

Maruf Amin Siapkan Mental Kuat untuk Terjun ke Politik

Ma'ruf Amin mengaku siap menghadapi berbagai serangan.

Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, menyatakan telah menyiapkan mental yang kuat untuk terjun ke dunia politik praktis. Dia pun menyatakan siap menghadapi berbagai serangan.

"Saya memutuskan menerima jadi cawapres. Itu artinya saya terjun ke dunia politik praktis. Konsekuensinya, harus siap menghadapi berbagai kondisi, karena dunia politik praktis sangat dinamis," kata KH Ma'ruf Amin saat berbincang-bincang dengan media di Semarang, Senin (4/2) malam.

Menurut Ma'ruf, dalam menghadapi Pemilu Presiden 2019 banyak beredar kampaye negatif dan informasi hoaks yang menyerang capres Joko Widodo serta dirinya sebagai cawapres. "Bukan cuma saya yang terkena kampanye negatif. Anak-anak saya juga kena," katanya.

Mustasyar PBNU ini kemudian menceritakan bagaimana anaknya terkena kampanye negatif dan informasi hoaks. "Anak saya sempat menjadi panik. Saya kemudian mengingatkan agar bersikap tenang," katanya.

Ma'ruf menjelaskan kepada putranya, bahwa terjun ke dunia politik praktis konsekuensinya banyak serangan yang mungkin kurang enak dirasakan. "Tapi, harus dihadapi," katanya.

Dia mengakui, setelah menasihati dan memberikan masukan kepada putranya, putranya menjadi tenang kembali. "Kalau ada informasi hoaks yang menyerang saya, saya juga harus menenangkan keluarga saya," katanya.

Kiai Ma'ruf berterus-terang bahwa dia kecewa dengan cara-cara kampanye yang menyerang pihak lain, membuat kampanye negatif, dan menyebar hoaks. "Cara-cara itu tidak terhormat dan merusak kerukunan masyarakat," katanya.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif ini mengimbau semua pihak untuk mengutamakan menjaga persatuan bangsa Indonesia. Menurut dia, jangan sampai pemilu presiden merusak persatuan bangsa yang sudah diperjuangkan dengan susah payah menjelang kemerdekaan.

"Pemilu presiden memang kompetisi untuk memilih pemimpin terbaik, tapi kompetisi ini jangan sampai merusak persatuan bangsa," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement