Rabu 30 Jan 2019 13:35 WIB

Presiden Jokowi Masih Temui Bangunan SMP tak Layak di Bekasi

Presiden Jokowi menegaskan pemerintah memiliki target perbaikan sekolah di Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Presiden Jokowi mengunjungi SMPN 1 Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat yang sebagian bangunannya rusak parah, Rabu (30/1).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi mengunjungi SMPN 1 Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat yang sebagian bangunannya rusak parah, Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Presiden Jokowi secara mendadak menghentikan iring-iringan mobil di depan SMP Negeri 1 Muara Gembong saat melakukan kunjungan ke Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (30/1). Usai menyaksikan panen udang vaname di salah satu tambak udang, Presiden memilih 'melipir' ke SMPN 1 Muara Gembong setelah mendengar aduan dari masyarakat soal adanya sekolah yang bangunannya rusak parah. Di sekolah tersebut, Jokowi menemukan dua ruang kelas dengan kondisi yang memprihatinkan.

Jokowi menyempatkan diri masuk ke ruang-ruang kelas yang kini hanya dipakai sebagai gudang meja dan kursi yang rusak. Presiden juga menjajal masuk ke ruang kelas yang masih dimanfaatkan siswa untuk belajar.

Melihat kondisi tersebut, Jokowi meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk segera melakukan perbaikan. Jokowi menargetkan perbaikan yang memanfaatkan dana APBN akan mulai dilakukan Maret 2019.

"Tadi saya tanya ke Pak Bas (Menteri PUPR) sejak tahun 1984, tidak pernah ada pemeliharaan. Sehingga keadaannya dua kelas sudah parah dan kelas lain plafon sudah tak layak sehingga murid ada yang masuk kelas siang," ujar Jokowi di salah satu ruang kelas SMPN 1 Muara Gembong, Rabu (30/1).

Jokowi berharap tahun ini seluruh 690 murid SMPN 1 Muara Gembong Bekasi bisa melanjutkan praktik belajar mengajar dengan sarana dan prasarana yang kondusif. Selain sekolah ini, Presiden menegaskan bahwa pemerintah juga punya target untuk melakukan perbaikan di sekolah-sekolah lain di Indonesia. Pemerintah, ujar Jokowi, menargetkan untuk melakukan perbaikan terhadap sekolah-sekolah yang rusak berat dan dilanjutkan dengan perbaikan terhadap sekolah dengan kerusakan sedang dan ringan di tahun-tahun mendatang.

"Kita ini sudah punya data sekolah mana yang kerusakan berat. Itu yang jadi konsentrasi di 2019. Tahun depannya lagi yang sedang. Tahun depannya lagi yang ringan," kata Jokowi.

Dari catatan Republika.co.id, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai melakukan pendataan bangunan SMP rusak sejak 2018. Menurut data pokok pendidikan (Dapodik) total SMPN yang rusak berat baik karena bencana atau sebab lainnya sebanyak 9.000 sekolah di berbagai daerah di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement