REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Zakat (FOZ) mengingatkan masyarakat dan pemerintah bahwa korban gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih membutuhkan perhatian dan bantuan. Sebab jika proses pemulihan pascabencana berjalan lambat, akibatnya akan fatal.
Kepala Bidang II bagian Advokasi dan Pengawasan FOZ, Arif Rahmadi Haryo mengatakan, FOZ mengharap proses pemulihan di Pulau Lombok tidak berjalan lambat. Terutama proses rekonstruksi bangunan seperti hunian, sekolah dan fasilitas kesehatan harus secepat mungkin dilaksanakan pemerintah.
"Kita berbicara hak penyintas, kalau negara lambat dalam membangun kembali Lombok terutama dalam infrastruktur kami khawatir efeknya akan membuat trauma masyarakat Lombok susah dipulihkan," kata Arif kepada Republika.co.id usai diskusi publik bertema "Menyoal Lambatnya Pemulihan Lombok" di Bakoel Koffie, Kamis (24/1).
baca juga: JK-Menkeu Bahas Ketersediaan Anggaran Rekonstruksi NTB
Ia menjelaskan, akibat proses rekonstruksi di fase pemulihan berjalan lambat, efeknya akan melebar ke mana-mana. Salah satu efek buruknya, pergerakan ekonomi di Lombok akan lamban sehingga tingkat stres penyintas tidak cepat turun.
Ia menyampaikan, anggota FOZ dalam membantu proses pemulihan di Lombok sangat lancar. Bahan baku yang dibutuhkan juga bisa diperoleh di Lombok. FOZ sangat mengapresiasi anggotanya karena dalam segala keterbatasan dapat terus membantu memenuhi kebutuhan korban bencana gempa bumi di Lombok.
"Tugas kami mendorong, mengingatkan dan memberikan data, semua itu telah kami lakukan, tinggal negara dengan cepat mudah-mudahan bisa memberikan hak-hak penyintas," ujarnya.
FOZ juga mengingatkan, masyarakat Lombok di NTB dan masyarakat Palu, Sigi dan Donggala di Sulawesi Tengah masih membutuhkan perhatian untuk fase pemulihan. Hunian untuk korban bencana masih menjadi kebutuhan utama para penyintas.
FOZ juga mengingatkan, fasilitas kesehatan masih banyak yang perlu dipulihkan bangunannya. Selain itu, fasilitas pendidikan di level SD, SMP dan SMP juga perlu segera dibangun kembali. "Itu yang dibutuhkan penyintas," ujarnya.
Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rullyawan mengatakan, Dompet Dhuafa juga pada fase pemulihan telah sudah membangun sekolah permanen di Kecamatan Pamenang, Kabupaten Lombok Utara. Di sana ada Madrasah Ibtidaiyah yang telah romboh dua kali diguncang gema bumi.
Masyarakat di sana meminta Dompet Dhuafa agar tidak membangun sekolah dengan tembok yang akan roboh kembali jika diguncang gempa bumi. Kemudian Dompet Dhuafa melakukan penelitian untuk membangun sekolah dengan bangunan anti gempa. "Dibuatlah bangunan sekolah dari kayu, berbentuk rumah panggung yang anti gempa bumi," kata dia.