Rabu 23 Jan 2019 12:21 WIB

Henriette Roland Holst dan Misteri Prabowo Baca Sajak

Puisi itu ada dalam kantong baju Subianto yang gugur dalam pertempuran Lengkong.

Henriette Roland Holst.
Foto:

Bagi generasi muda Indonesia yang hidup di tahun-tahun perjuangan kemerdekaan, memang sajak tentang ‘generasi pengangkut batu’ itu mereka kenal sebagai karya penyair Belanda, Henriette Roland Holst.

Di berbagai data litelatur di media online misalnya mengisahkan betapa sajak Henriette tersebut pada kala itu sangat terkenal. Bahkan sajak ini menjadi inspirasi perjuangan rakyat Indonesia kala itu. Di Boven Digul, di ujung Timur Indonesia sana, sajak Henriette juga terpatri di makam seorang pejuang anti-kolonial terkemuka di tahun 1920-an: Ali Archam.

Media Berdikari.com misalnya menyebut Soekarno pun banyak dipengaruhi oleh pemikiran Henriette. Risalah-risalah Sokarno yang terkenal, seperti Mencapai Indonesia Merdeka, Sarinah, dan Indonesia Menggugat, bolak-balik mengutip buku-buku dan ucapan Henriette. Bung Hatta, ketika masih di negeri Belanda, juga sangat dekat Henriette. Keduanya pernah bersama-sama menghadiri Konferensi Perempuan Internasional di Swiss tahun 1926.

Semasa hidupnya, Henriette pun aktif memberikan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya dalam bentuk seruan dan kampanye, ia bahkan sering terlibat langsung membantu pejuang-pejuang anti-kolonial di Indonesia.

Lantas, siapakah Henriette Roland Holst ini?

Henriette Roland Holst adalah seorang penyair, penulis, dan aktivis sosialis Belanda. Ia dilahirkan tanggal 24 Desember 1869. Dia berasal dari keluarga Kristen Liberal.

Keluarganya terbilang cukup makmur. Ayahnya, Theodore Willem van der Schalk, adalah seorang notaris terkenal. Ia dikirim oleh ayahnya belajar di sekolah asrama di Velp dan kemudian belajar bahasa di Liege.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement