Rabu 23 Jan 2019 12:02 WIB

Pemkot Denpasar Apresiasi Teknologi Baru Daur Plastik

Teknologi ini berfungsi mengubah sampah kemasan plastik fleksibel jadi kemasan baru.

Botol air mineral dalam kemasan merupakan salah satu sampah plastik terbanyak.
Foto: Putra M Akbar
Botol air mineral dalam kemasan merupakan salah satu sampah plastik terbanyak.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Bali mengapresiasi PT Unilever yang akan berpartisipasi mendaur ulang sampah plastik dengan teknologi Creasolv. Kepala Bagian Humas dan Protokol Kota Denpasar, Dewa Gede Rai di Denpasar, Rabu (23/1), mengatakan Pemkot mengapresiasi penggunaan teknologi terkini di Denpasar itu, untuk mendaur ulang sampah.

"Pihak PT Unilever akan berpartisipasi dalam mendaur ulang sampah plastik tersebut. Hal itu dikemukan pada saat bertatap muka dengan Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra pada Selasa (22/1)," katanya.

Berbagai pihak telah mengapreasi secara postif sejak terbitnya Peraturan Walikota Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Sehingga berbagai pihak memberikan tanggapan positif salah satunya PT Unilever Tbk yang membuat terobosan dengan mendaur ulang sampah plastik melalui teknologi Creasolv.

"Teknologi ini berfungsi mengubah sampah kemasan plastik fleksibel untuk di daur ulang menjadi kemasan baru," katanya.

Head of Sustainable Business and Unilever Indonesia Foundation Sinta Kaniwati mengatakan hasil daur ulang tersebut bisa digunakan kembali untuk bahan kemasan yang baru. Teknologi Creasolv ini berasal dari Jerman dan untuk pengolahan atau prosesnya membutuhkan waktu hingga 10 tahun penelitian.

"Waktu itu memang panjang, karena belum pernah ada yang menerapkan dan ini merupakan pertama kali di dunia," ujarnya.

Lebih lanjut Sinta Kaniwati mengatakan dengan program ini, pihaknya berharap bisa menjawab tantangan terkait pengelolaan sampah plastik kemasan. Menurut dia, sampah plastik dahulunya tidak memiliki nilai, namun setelah ada teknologi CreaSolv, kini sampah bermanfaat karena bisa dipakai bahan baku untuk digunakan sebagai kemasan kembali.

Untuk pengumpulan semua kemasan plastik, Unilever sudah membina 300 bank sampah dunia dan 100 bank sampah untuk di Denpasar. Bank sampah ini yang melakukan pengumpulan sampah plastik di Kota Denpasar. Dari sampah plastik yang dikumpulkan sudah dilakukan empat kali pengiriman dengan bobot empat ton ke pabrik Sidoharjo.

Sampah plastik yang dikirim ke pabrik Sidoharjo merupakan sampah plastik dari berbagai merek. Sejak Teknologi CreaSolv diluncurkan tahun 2017 jumlah bank sampah di Kota Denpasar mengalami peningkatan dari 30 bank sampah di tahun 2018 tumbuh menjadi 128 bank sampah.

Dalam pembinaan bank sampah itu pihak juga memberikan sosialisasi untuk melakukan pemilahan dan reduksi sampah. Serta membantu pengiriman sampah mereka ke industri daur ulang. Karena bank sampah yang dibentuk PT Unilever Tbk dari bank sampah di tingkat sekolah, bank sampah tingkat pasar dan bank sampah tingkat komunitas.    

"Kami bangun dari berbagai bank sampah, contohnya bank sampah Lebah Berseri yang meraih terbaik pada tahun 2017," ujarnya.

Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra memberikan apresiasi kepada PT Unilever karena telah menciptakan teknologi untuk mengatasi masalah sampah.   Menurut Rai Mantra selain memproduksi produk kemasan plastik, Unilever telah mencari solusi mengatasi dari sampah plastik yang dihasilkan. 

"Hal ini membuktikan Unilever telah ada usaha untuk mengatasi masalah plastik khususnya di Kota Denpasar," ujarnya.

Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, sampah plastik sangat membahayakan terutama merusak lingkungan. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan sosialisasi secara gencar kepada masyarakat untuk mengurangi sampah plastik. Untuk mengurangi itu, Rai Mantra juga berharap agar teknologi yang diciptakan ini bisa menjadi contoh untuk perusahaan lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement