REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Presiden Joko Widodo meminta pemberdayaan ekonomi keluarga penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) mendapat prioritas dalam pelaksanaan program tersebut. Jokowi mengatakan, dana bantuan PKH dapat dipakai untuk modal membuka usaha.
"Saya titip agar yang namanya pemberdayaan ekonomi diberikan prioritas," katanya saat acara penyaluran bantuan sosial PKH di Gedung Serbaguna Mandala Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/1).
Presiden meminta para warga penerima bantuan sosial itu menanyakan kepada para SDM pendamping PKH jika ada kesulitan. "Nanti kalau ada hal-hal yang memang sulit dan harus ditanyakan, tolong tanyakan kepada SDM pendamping SDM PKH. Mereka ini mendampingi, pintar-pintar, sudah tahu apa yang harus dikerjakan," ujarnya.
Kepala Negara menyebutkan pelaksanaan PKH sudah berjalan empat tahun dan saat ini ada sejumlah perbedaan dibanding sebelumnya. "Kalau dulu kan dapatnya Rp1.890.000. Betul enggak? Nah tahun ini memang berubah. Ada yang dapat dua kali lipat, ada yang dapat tiga kali lipat, ada yang dapat seperti yang tadi disampaikan Menteri Sosial Rp9 juta karena memang memakai indeks," jelas Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan untuk pemberdayaan ekonomi, dana bantuan itu dapat dipakai misalnya untuk modal membuka warung kelontong di rumah.
"Bisa juga dipakai untuk modal jualan nasi uduk di rumah, jualan gorengan. Enggak apa-apa karena itu akan lebih lestari dan memberikan manfaat yang rutin kepada keluarga kita," kata presiden.
Dalam kunjungan kerja di Kabupaten Garut, Presiden juga sempat meninjau dan melihat produk hasil karya ibu-ibu program Mekaar. Kedatangan Jokowi disambut antusias oleh masyarakat. Salah satunya Dedeh, seorang warga Kabupaten Garut.
Ia mengaku bersyukur karena dapat berjumpa dengan orang nomor satu di Indonesia ini. "Mau salaman dengan Pak Jokowi. Dari tadi keliling-keliling capek. Saya baru sembuh Pak. Ini baru bisa jalan lagi," ucap Ibu Dedeh.
Pengalaman Ibu Dedeh yang bisa berjumpa dengan Jokowi untuk pertama kalinya juga diceritakannya sebagai doa yang terkabulkan. "Saya sangat senang bisa bertemu Presiden. Alhamdulillah. Lihat TV, yakinkanlah ya Allah. Pertemukan saya dengan Presiden," ungkap Ibu Dedeh penuh haru.
Presiden melakukan kunjungan kerja ke Garut selama dua hari, yakni Jumat (18/1) hingga Sabtu, diantaranya untuk meninjau reaktivasi jalur kereta api jalur kereta api Cibatu-Garut, menyerahkan sertifikat wakaf, peninjauan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar) binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Alun-Alun Cibatu, meninjau penyambungan, meninjau rumah susun Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah.