Rabu 16 Jan 2019 17:47 WIB

Charta Politika: Elektabilitas Dua Capres-Cawapres Stagnan

Hasil survei Charta Politika pada Desember tak menunjukkan perubahan berarti.

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rilis survei Charta Politika terbaru mendapati suara kedua pasangan calon capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak bergerak (stagnasi) sejak Oktober 2018. Direktur Utama Charta Politika Yunarto Wijaya saat melakukan rilis survei di Jakarta, Rabu (16/1), Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 meraih suara responden sebanyak 53,2 persen dan 34,1 persen memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil tersebut mirip dengan survei pada Oktober 2018 setelah keduanya dinyatakan sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pada saat itu Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat suara sebanyak 53,2 persen sementara Prabowo-Sandiaga 35,5 persen.

Prabowo-Sandiaga turun sedikit sebesar 1,4 persen. Namun, perubahan Oktober ke Desember tersebut secara statistik tidak cukup signifikan karena margin of error mencapai 2,19 persen, ucapnya.

Survei yang dilakukan Charta Politika kali ini digelar 22 Desember 2018-2 Januari 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dan tingkat kepercayaan 95 persen. "Stagnasi tersebut terjadi karena semakin banyaknya pemilih yang telah mantap untuk memilih kedua pasangan calon, yang mencapai sekitar 80 persen," ujarnya.

Menurut Yunarto, terjadi kejenuhan dalam kampanye yang begitu lama dan wacana yang berkembang antarkedua pasangan calon tidak lagi menarik perhatian masyarakat. Untuk itu, menurut dia, debat bisa saja menjadi momentum untuk menarik kembali perhatian masyarakat dalam menentukan pilihannya, tambahnya.

Sementara itu, perubahan dapat saja terjadi mengingat jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (yang tidak menjawab atau tidak tahu/undecided voters) mencapai 14,1 persen. Sedangkan pemilih yang mungkin berubah suaranya (yang telah menentukan pilihan namun menyatakan bisa saja berubah/swing voters) mencapai 14,1 persen.

Untuk swing voters pada pemilih Jokowi-Ma'ruf didapati sebesar 13,1 persen sementara Prabowo-Sandiaga 13,5 persen. Namun demikian, perubahan tersebut dapat terjadi signifikan bila ada momentum bagi kedua pasangan calon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement