Rabu 16 Jan 2019 16:32 WIB

Aktivis Lingkungan Riau Imbau Siswa tak Tonton Sirkus

Tontonan sirkus sudah mengantongi izin dari KLHK.

Atraksi sirkus lumba-lumba di Jakarta.
Foto: Putra M Akbar
Atraksi sirkus lumba-lumba di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah aktivis lingkungan dan perlindungan satwa akan mendatangi sekolah-sekolah di Riau. Mereka mengajak masyarakat tidak menonton sirkus lumba-lumba, yang kini sedang berlangsung di Kota Pekanbaru, Riau.

Juru bicara Cinta Satwa Riau, Violetta Hasan Noor mengatakan aksi tersebut merupakan rentetan aksi aktivis Riau sebagai protes terhadap kegiatan sirkus lumba-lumba keliling Wersut Seguni Indonesia (WSI). Acara ini berlangsung di Pekanbaru mulai tanggal 12 Januari hingga 17 Februari 2019. 

Para aktivis tersebut telah dua kali menggelar aksi damai di dekat lokasi sirkus di Kompleks Purna MTQ, Pekanbaru. Kampanye swadaya ini terlihat makin besar, dimulai dari sekadar sosialisasi di media sosial hingga turun ke jalan dengan jumlah hanya segelintir orang.

Pada Selasa sore (15/1) aksi menolak sirkus lumba-lumba terlihat mulai ramai karena mahasiswa dari BEM Universitas Riau ikut meramaikannya. Violetta Hasan Noor mengatakan, mereka akan terus bersuara untuk mengedukasi masyarakat tentang sirkus lumba-lumba yang merupakan bentuk eksploitasi satwa.

"Kami akan terus berjuang," katanya.

Upaya untuk turun ke sekolah-sekolah menjadi cara efektif ketimbang meminta pemerintah untuk mencabut izin sirkus keliling. Apalagi, penyelenggara sirkus sampai memberikan penawaran diskon untuk sekolah-sekolah sebesar 50 persen dari tarif masuk kategori umum. 

Pemanasan Global, Laut Menghangat Lebih Cepat dari Prediksi

"Kami sudah pesimistis ke pemerintah, maka kita edukasi kepada warga, ke anak-anak sekolah yang menjadi target sirkus ini," katanya.

Manajer Operasional PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) Tommy Alfredo sempat menjelaskan perihal kontroversi sirkus tersebut akan selalu ada. 

"Di media sosial itu lumba diberitakan seperti itu, ada beberapa yang tak senang dengan kita bagaimana pro dan kontra selalu ada dimanapun di kota besar maupun daerah. Pro dan kontra seputar lumba dari aktivis selalu ada," katanya.

Ia mengatakan pihak penyelenggara membuka diri terhadap yang mengeluarkan pernyataan bahwa sirkus itu adalah penyiksaan terhadap lumba-lumba. Ia menambahkan, dalam penyelenggaraan sirkus keliling sudah melengkapi semua legalitas dan perizinan.

"Kami legal semuanya. Prosedur dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada, izin sirkus komplet dan legal ada sampai izin keramaian dari kepolisian juga ada," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement