REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga calon presiden di Pilpres 2019, mengaku siap membahas kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Dalam kasus Novel, aparat kepolisian hingga kini belum mampu mengungkap aktor penyerangan.
"Nanti kita jawab juga besok (di debat capres)," ujar Jokowi di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Rabu (16/1).
Debat capres perdana akan digelar pada 17 Januari. Dalam debat perdana tersebut akan mengangkat tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
(Baca: Kasus Novel Disebut Sebagai Pembunuhan Berencana)
Seperti diketahui, Mabes Polri akhirnya telah menyetujui pembentukan tim gabungan penyelidikan kasus Novel. Pembentukan tim gabungan ini menindaklanjuti rekomendasi dari Komnas HAM. Tim tersebut beranggotakan 65 orang yang terdiri dari Polri, KPK, para ahli, dan juga tokoh masyarakat.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian selaku penanggung jawab dan Wakapolri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto sebagai wakil penanggung jawab. Surat tugas yang ditandatangani oleh Kapolri tersebut berlaku selama enam bulan sejak 8 Januari 2019 hingga 7 Juli 2019.
Kendati demikian, Indonesia Police Watch (IPW) menilai pembentukan tim gabungan tersebut sarat dengan kepentingan politik, yakni menjelang pilpres.
Ketua IPW Neta S Pane menilai pembentukan tim gabungan mengesankan kepolisian dan pemerintah serius dalam hal penegakan hukum. Namun, ia sendiri optimistis, tim gabungan tak akan mampu mengungkap aktor di balik penyerangan air keras terhadap Novel.