Selasa 15 Jan 2019 18:49 WIB

Menanti Tiga JPO Artistik Rampung

Desain JPO-JPO itu tampak berbeda dari kebanyakan JPO lainnya.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Pekerja melakukan pengerjaan proyek revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran Senayan di Jakarta, Senin (17/12/2018).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melakukan pengerjaan proyek revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran Senayan di Jakarta, Senin (17/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah merevitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Ketiga JPO itu diantaranya JPO Polda Metro Jaya, JPO Gelora Bung Karno (GBK), dan JPO Bundaran Senayan.

Secara kasat mata, desain JPO-JPO itu tampak berbeda dari kebanyakan JPO lainnya. Selain fungsi utama JPO sebagai fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang, ketiga JPO ini juga mengedepankan sisi artistik.

Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (15/1) pagi, sejumlah pekerja di JPO GBK masih sibuk bekerja. Tampak seorang pekerja sedang mengecat tiang-tiang JPO tersebut. Ada pula yang sedang memasang atap JPO.

Dengan mengenakan helm keselamatan, Republika berkesempatan melihat proses pengerjaan JPO GBK. Lantai JPO itu berbahan kayu komposit berwarna cokelat begitupun pada hand railing atau pegangan tangga.

"Kalau kayu ini enggak bakal berkarat, dari warna lebih artistik, dan biar beda dari sebelumnya. Dijamin enggak (keropos) karena setiap bulannya kami ada perbaikan," kata Supervisi Kontraktor PT Apik JPO GBK Fauzi Purnama ditemui Republika di JPO GBK, Jakarta Pusat, Selasa (15/1).

(Baca: Anies: JPO dan Trotoar Jakarta Harus Artistik)

Ia mengatakan, lantai JPO tersebut juga aman untuk penyintas disabilitas. Fauzi memaparkan, JPO akan dilengkapi dengan atap terbuat dari polycarbonate yang mampu menghalau pejalan kaki dari terik matahari.

Ia memastikan, JPO akan aman ketika hujan. Nantinya, seperti yang ada di JPO Bundaran Senayan, JPO GBK juga akan dilengkapi lampu berwarna-warni yang akan menambahkan keindahan JPO di malam hari.

Menurut dia, apabila nanti pejalan kaki ingin berfoto di atas JPO, beban JPO dapat menampung sekitar 20 orang dalam satu titik. "Bebannya ya, maksimal 20 orang di setiap titik. Enggak mungkin juga kan orang-orang berkumpul di JPO ini sampai penuh," kata Fauzi.

Fauzi menambahkan, JPO GBK sudah bisa digunakan masyarakat pada akhir Januari. Pengoperasiannya menyusul setelah JPO Bundaran Senayan lebih dulu diresmikan pada pertengahan Januari.

Desain JPO GBK ini tampak berbeda juga dari JPO Polda Metro Jaya dan JPO Bundaran Senayan. Panel berwarna putih yang bentuknya persegi itu ditempatkan secara berbeda dengan gerakan memutar. Seakan-akan seperti bergerak berotas di bada JPO GBK.

Sedangkan, di dua JPO lainnya, panel putih itu disusun lurus sesuai bentuknya persegi. Sementara itu, JPO Bundaran Senayan tampak akan rampung. Terlihat dari sedikitnya pekerja yang hanya merapikan beberapa bagian JPO.

Sementara, JPO Polda Metro Jaya baru terbangun setengahnya di jalur arah Blok M ke Kota. Selain untuk menyeberang, ketiga JPO tersebut juga terhubung ke halte Transjakarta. Khusus di Polda, halte Transjakarta dirobohkan. Halte Bundaran Senayan dan Halte GBK untuk sementara diakses menggunakan pelican crossing.

Menurut salah satu karyawan di kawasan GBK, Novi (30), JPO GBK tampak bagus secara visualisasi. "Bagus ya JPOnya. Semoga saja awet, petugasnya selalu merawat enggak dibebasin gitu saja. Masyarakatnya juga ikut merawat fasilitas publik juga dong," kata Novi kepada Republika usai menyebrang melalui pelican crossing GBK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement