Senin 14 Jan 2019 11:26 WIB

Ragam Reaksi Pemindahan Markas Prabowo-Sandi ke Solo

Sekjen PDIP meminta kader di Solo tak terprovokasi

Rep: Binti Sholikah, Rizyan Adiyudha, Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, meresmikan Kantor Pusat BPN di Jl Letjen Suprapto No 53 A Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (11/1).
Foto: Republika/Binti sholikah
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, meresmikan Kantor Pusat BPN di Jl Letjen Suprapto No 53 A Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soal karangan bunga, wali kota Solo yang merupakan Ketua DPC PDIP Solo menyatakan, karangan bunga ke posko BPN itu wujud Tim Kampanye Nasional (TKN) menghargai dan menghormati demokrasi yang ada di Indonesia khususnya di Kota Solo.

"Dan, sesuai dengan pesan ketua umum bahwa pesta demokrasi tahun 2019 ini adalah awal dari pada pemilihan legislatif dan pilpres bersamaan tentunya kita sama-sama calon sama-sama tim pemenang tidak diperbolehkan saling mencaci-maki, menghujat, memfitnah, namun lebih pada saling menghargai cara kerja masing-masing," terangnya.

Selain itu, juga dilarang benturan antar tim pemenangan untuk menyukseskan pilpres, pemilu legislatif maupun DPD. "Untuk itu selamat kepada posko pemenangan nasional Prabowo-Sandi, kita jalin hubungan yang baik," imbuhnya.

Rudyatmo juga mengajak tim BPN untuk wujudkan Kota Solo tetap dalam kondisi yang kondusif, saling bisa menerima dan saling bisa menghargai. Sehingga proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan legislatif dan pemilihan DPD dapat berjalan dengan lancar, aman, dan kondusif. "Siapa yang menang, siapa yang kalah itulah nanti yang jadi pemimpin Republik Indonesia," ujarnya.

Namun, sambutan yang diberikan oleh kader PDIP di Solo tidak sama dengan kader PDIP maupun pengurus TKN Jokowi-Ma’ruf di pusat. Wakil Ketua TKN Moeldoko memberikan tanggapannya terkait keberadaan markas BPN  Prabowo-Sandiaga Uno di dekat rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah.

Kendati demikian, ia mengaku tak khawatir terhadap markas yang jaraknya tak jauh dari kediaman Jokowi itu. "Nggak, cuma ganggu pemandangan saja," ucap Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (11/1).

Sementara,  Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto meminta kader untuk tetap tenang menyusul keberadaan Posko Pusat BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasto meminta kader untuk tidak terporvokasi atas keberadaan posko pemenangan oposisi tersebut.

"Ya kami jaga agar tetap jangan terprovokasi. Kemudian tetap setia pada jalur hukum, upaya hukum, dan cara-cara yang demokratis," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Jumat (11/1).

Hasto mengaku tidak mempermasalahkan berdirinya posko pemenangan pasangan calon 02 yang berada tak jauh dari kediaman Joko Widodo. Kendati, dia mengatakan, pendirian posko pemenangan itu sedikit banyak menjadi upaya-upaya untuk memprovokasi.

Sekretaris TKN itu mengimbau, tim harus pendukung Jokowi-Ma'ruf harus tetap dapat bekerja dengan baik meskipun ada pos pemenangan tersebut. Dia mengatakan, tim untuk tetap menampilkan kontestasi gagasan yang menarik buat rakyat.

Lebih jauh, Hasto yakin kepindahan itu tetap tidak akan mempengaruhi suara pasangan calon 01 di daerah tersebut. Dia mengatakan, dukungan kepada calon pejawat bergerak ke arah positif jika mengacu pada hasil survei.

"Bedanya di atas 20,1 persen, itu survei dari indikator politik Indonesia yang kredibel," katanya.

Hasil tak jauh berbeda juga didapat oleh survei-survei lainnya yang menyebut jika selisih elektabilitas Jokowi berselisih 30 persen dengan calon penantang. Namun, Hasto mengatakan, pada akhirnya rakyat yang menjadi agen tertinggi untuk menentukan pilihannya.

Sementara, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai, yang dilakukan oleh BPN itu adalah bagian dari strategi pertempuran darat. Di mana, BPN sedang memainkan perang urat syarat yang bertujuan untuk mengganggu mental lawan yaitu dengan masuk ke Solo yang merupakan jantung pertahanan Jokowi maupun PDIP.

“Jadi mereka (BPN) sedang memainkan opini bahwa Jokowi di kampung halamannya sendiri tak mendapat dukungan,” kata Pangi.

Selain itu, Pangi juga menilai bahwa BPN melihat bahwa Jawa Tengah merupakan zona pertempuran primer selain Jawa Timur dan Jawa Barat. Apalagi, pada 2014 lalu, Prabowo yang masih berpasangan dengan Hatta Rajasa kalah di Jawa Tengah.

Karena itulah, Pangi menilai kubu Prabowo-Sandi menjadikan kekalahan Prabowo pada 2014 lalu di Jawa Tengah menjadi pelajaran. Sekarang, mereka harus menggarap serius zona ini.

Baca juga: Skripsi Berujung Depresi

Baca juga: Kasus Pose Dua Jari Anies, Chusnul: Bawaslu tidak Netral

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement