Ahad 13 Jan 2019 17:21 WIB

5 Alasan Imam Shamsi Ali tak Ungkap Dukungan Pilpres

Imam Shamsi Ali menegaskan tidak pernah mengutarakan bergabung pendukung capres.

Rep: Novita Intan/ Red: Ratna Puspita
Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali
Foto: Nusantara Foundation
Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muslim Indonesia di New York Imam Shamsi Ali menegaskan tidak pernah mengutarakan bergabung dengan organisasi atau kelompok pendukung calon presiden-calon wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019. Ia pun menyatakan jika namanya masuk dalam struktur organisasi pendukung capres-cawapres maka hal tersebut sebagai pencatutan.

Imam Shamsi Ali mengatakan saat ini, beredar dukungan kepada kedua kubu pasangan calon oleh beberapa organisasi. Beberapa struktur organisasi tersebut memuat nama ‘Ustadz Shamsi Ali’ atau ‘Imam Shamsi Ali’.

Ia menyatakan namanya dicatut sebagai bagian pengurus, yakni sebagai pembina dan penasihat. “Anehnya sekaligus membingungkan bahwa nama saya ada pada dua kubu pendukung capres-cawapres yang berkompetisi,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/1).

Imam Shamsi Ali menegaskan ia pasti akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden 2019 dengan memilih salah satu dari dua kubu putra-putra terbaik bangsa itu. Namun, ia berpendapat, dukungan capres-cawapres tidak perlu dipublikasikan.

Imam Shami Ali memiliki lima alasan untuk tidak mengumumkan dukungan politiknya. Pertama, masalah terbesar yang dihadapi umat saat ini adalah menipisnya ukhuwah dan persatuan.

Saat ini, ia menyatakan, umat cenderung terbelah karena penilaian politik yang berbeda. “Karenanya menahan diri dari mengumbar dukungan akan lebih positif dan aman dalam menjaga ukhuwah dan persatuan,” ucapnya.

Kedua, Imam Shamsi Ali pada posisi menghormati perbedaan penilaian. Sebab, penilaian dan pandangan politik sudah pasti bersifat subjektif. “Karenanya saya tidak berapa pada posisi afirmatif terhadap salah satu pendapat/penilaian,” ungkapnya.

Ketiga, dukungan mendukung yang kerap melibatkan emosi yang berlebihan menjadikan pijakan moral (akhlakul karimah) menjadi goyah. “Karenanya saya memilih menghindari situasi ini,” ucapnya.

Keempat, Imam Shamsi Ali ingin menjaga hubungan baik dengan semua pihak, khususnya di tengah panasnya dukung-mendukung politik ini. “Saya melihat pada masing-masing kubu ada kebaikan-kebaikan yang perlu diapresiasi dan dihargai,” ungkapnya.

Terakhir, Imam Shamsi Ali menyakini Allah SWT yang akan menantukan siapa yang akan mendapatkan amanah itu. Karena itu, terlepas dari pilihan pribadi nantinya, siapapun yang Allah berikan amanah akan berjuang demi Indonesia Raya ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement