Sabtu 12 Jan 2019 08:38 WIB

BMKG Ingatkan Warga Cisolok Waspadai Longsor Susulan

Curah hujan yang masih tinggi dapat memicu longsor susulan di Cisolok.

Warga Dusun Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi melakukan evakuasi padi yang tertimbun longsor Selasa (8/1).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Warga Dusun Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi melakukan evakuasi padi yang tertimbun longsor Selasa (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyerukan masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, untuk waspada terhadap kemungkinan longsor susulan. Peringatan tersebut dikeluarkan mengingat curah hujan masih tinggi.

"Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor, terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, seperti dikutip di dalam keterangan pers BMKG yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (1/12).

Baca Juga

Dalam kunjungan kepala BMKG ke Cisolok pada Jumat (11/1) itu hadir pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo serta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani. Dwikorita mengungkapkan PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya. Dalam peta tersebut, wilayah Cisolok termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah.

"Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dengan intensitas lebat atau hujan dengan durasi panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari," katanya.

Air hujan yang meresap ke dalam lereng mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor. Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area permukiman warga, tetapi dijadikan kawasan lindung.

Menurut dia, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.

Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani juga melakukan penanaman tanaman vetifer (akar wangi).  Tanaman akar wangi bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil.

Selain itu, tanaman-tanaman yang berakar tunggang dapat pula berperan sebagai jangkar penguat alamiah pada lereng tanah. Sementara itu, pencetakan sawah beririgasi atau kolam/empang pada atau di atas lereng yang rawan longsor harus dihindari karena dapat meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor.

Bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, satu orang dinyatakan hilang, 64 orang selamat, dan tiga orang cedera.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement