Sabtu 12 Jan 2019 00:16 WIB

BPN Resmikan Posko di Solo, PDIP: Bangunkan Banteng Tidur

Posko pemenangan Prabowo-Sandi berjarak 200 meter dari rumah Jokowi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, meresmikan Kantor Pusat BPN di Jl Letjen Suprapto No 53 A Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (11/1).
Foto: Republika/Binti sholikah
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, meresmikan Kantor Pusat BPN di Jl Letjen Suprapto No 53 A Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo angkat bicara terkait keberadaan Posko Pusat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia mengatakan, perbuatan itu akan membangunkan banteng yang tengah tertidur.

"Ya buat kita PDI Perjuangan, banteng-bantengnya jadi bangun dari tidur dan tanduknya keluar," kata Ganjar Pranowo usai Rakornas PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (11/1).

Meski demikian, Pengarah Teritorial Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) ini tetap menghormati keputusan yang dibuat BPN. Dia mengungkapkan, PDIP tidak terlalu ambil pusing terkait dipindahkannya markas BPN ke Solo yang terletak sekitar 200 meter dari kediaman Joko Widodo.

Gubernur Jawa Tengah ini berpendapat, dipindahkannya markas BPN artinya mereka tengah berikhtiar guna merebut suara di kawasan tersebut. Ganjar mengungkapkaan, segala bentuk ikhtiar tentu harus dihormati. Kendati, dia tetap melontarkan kalimat keras terkait kepindahan tersebut.

"Sudah saya sampaikan dulu tidak ada yang ikhlas rumah kita diambil orang," kata Ganjar lagi.

Posko pusat BPN calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 diresmikan di Solo pada Jumat (11/1). Posko yang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto No 53 A, Sumber, Banjarsari tersebut diresmikan oleh Ketua BPN Djoko Santoso.

Djoko mengaku memilih Kota Solo karena ingin menengok kampung halaman. Dia bercerita, setelah mendaftar tentara pada umur 18 tahun, dia tidak pernah pulang.

Saat orangtuanya masih ada, dia tidak bisa pulang kampung karena harus bertugas ke Papua sampai Timur Tengah. Setelah pensiun dan ada waktu untuk pulang, orang tuanya sudah tiada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement