Jumat 11 Jan 2019 19:00 WIB

Aturan Kartu Identitas Anak Butuh Diperkuat, Ini Alasannya

KPAI menyarankan KIA dibuat bersamaan dengan akta lahir

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang anak menunjukkan Kartu Identitas Anak yang pada Expo Salatiga 2018 di Lapangan Pancasila, Salatiga, Jumat (13/7).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang anak menunjukkan Kartu Identitas Anak yang pada Expo Salatiga 2018 di Lapangan Pancasila, Salatiga, Jumat (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai beberapa hal perlu diperhatikan soal kebijakan Kartu Identitas Anak (KIA). Menurut Komisioner KPAI, Jasra Putra perlu dilakukan penguatan regulasi terhadap kebijakan KIA agar program ini dapat berjalan secara maksimal. 

Jasra juga mengatakan, program ini mesti dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah dalam menjalankannya. "Atau bisa saja prioritas penerapan KIA bagi anak usia 0-5 tahun yang bersamaan dengan satu dokumen dengan akta lahir," kata Jasra, Jumat (11/1). 

Artinya, kata dia, ketika anak lahir dia memperoleh dua dokumen kependudukan yang teritegrasi yakni akta dan KIA. Termasuk mendorong  inovasi layanan teknologi termasuk jemput bola seperti pengurusan kolektif KIA yang dilakukan oleh lembaga pendidikan, masjid, gereja, tempat-tempat ibadah lainya serta fasilitas publik yang terdapat anak-anak.

Usulan ketiga, Jasra mengatakan, perlu dipikirkan ulang kebijakan daerah yang menyatakan KIA salah satu syarat masuk untuk sekolah. Jangan sampai kebijakan ini mempersulit dan melanggar hak anak untuk memperoleh pendidikan serta hak-hak pelayanan akses dasar lainya. 

Selanjutnya keamanan data anak-anak yang harus memiliki akurasi yang  cukup tinggi, sebab predator kejahatan anak akan mudah menemukan calon korbanya kalau penyimpanan datanya tidak dilakukan secara baik. Amerika misalnya Kartu Identitas anaknya terkoneksi dengan aplikasi yang disiapkan dan diunduh oleh orang tua, sehingga orang tua juga bisa mendeteksi secara dini kekerasan yang terjadi dengan anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement