Jumat 11 Jan 2019 17:54 WIB

Survei Alvara: Elektabilitas Dua Paslon Pilpres Naik Tipis

Jokowi-Ma'ruf unggul dengan elektabilitas 54,3 persen.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali memberikan paparanya saat rilis survei nasional ' 3 Kunci Kemenangan Pilpres 2019 di Jakarta, Ahad (26/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali memberikan paparanya saat rilis survei nasional ' 3 Kunci Kemenangan Pilpres 2019 di Jakarta, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei yang dilakukan lembaga Alvara Research Center menunjukkan elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan signifikan. Pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul atas Prabowo-Sandi.

"Elektabilitas kedua pasangan tidak mengalami perubahan signifikan. Keduanya naik tipis," kata CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam paparan hasil survei di Jakarta, Jumat (11/1).

Hasanuddin mengatakan dari hasil survei 11-24 Desember 2018 terhadap 1.200 responden, diketahui elektabilitas capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,3 persen, sedangkan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga 35,1 persen. Sementara jumlah pemilih belum menentukan pilihan sebesar 10,6 persen.

Hasanuddin mengatakan, lebih dari 60 persen pemilih kedua pasangan capres-cawapres, menyatakan tidak akan mengubah pilihannya. "Jika dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya, naik turunnya selisih elektabilitas kedua pasangan cenderung tidak berubah," jelasnya.

Dia mengatakan, masih ada waktu bagi kedua pasangan untuk meningkatkan elektabilitasnya. Menurut dia, debat capres-cawapres akan menjadi panggung penting dalam mengemukakan program yang memberikan harapan kepada pemilih dan akhirnya menjatuhkan pilihan akhir.

Hasanuddin mengatakan, proses debat capres-cawapres akan memengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan dan pemilih mengambang atau swing voters. Debat pertama capres-cawapres dijadwalkan berlangsung pada 17 Januari.

"Berkaca pada pengalaman debat pilkada dan pilpres sebelumnya, fungsi debat hanya bisa menyasar pemilih rasional dan swing voters," kata Hasanuddin.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement