REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kalapas Surakarta M Ulin Nuha mengatakan banyaknya orang yang mengjenguk narapidana pada Kamis (10/1) kemarin tidak melanggar aturan. Karena, 20 orang laskar tersebut tidak menjenguk secara bersamaan melainkan terbagi dalam beberapa kloter.
“Masuknya bertahap,” kata Ulin saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (11/1).
Ia menerangkan, aturan dalam lapasnya maksimal satu warga binaan mendapatkan kunjungan lima orang. Sehingga, pada Kamis kemarin itu, jelasnya, lima orang bergantian masuk dan menjenguk.
“Satu warga binaan maksimal mendapatkan kunjungan lima orang,” ujarnya.
Namun bila kemudian kesalahpahaman tersebut masih saja terjadi, sambungnya pihaknya akan segera melakukan evaluasi. Terutama untuk menambah jumlah personel pengamanan di dalam lapas pada saat jam kunjungan.
“Yang jelas kami tetap meningkatkan pengamanan, petugas-petugas adminsitratif kami terjunkan ke bagian pengamanan,” kata Ulin.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini kondisi lapas Surakarta sudah kembali normal dan kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan pasca kericuhan kemarin adalah memindahkan beberapa narapidana ke lapas-lapas lain.
Ia berharap, pasca pemindahan beberapa napi ke lapas-lapas lain sebagai pelajaran bagi warga binaan lapas lainnya. Dan agar tidak lagi muncul potensi kericuhan di lapas Surakarta.
“Koordinasi kami dengan Polres disepakati dilakukan proses pemindahan tersebut untuk menetralisir supaya kondisi kondusif lagi, dan dari sore (kemarin) sampai saat ini sudah kondusif lagi,” jelasnya.
Untuk diketahui, enam orang warga binaan lapas Surakarta dipindahkan di Jawa Tengah, satu orang di Sragen, dan tujuh orang di Wonogiri.
Sebelumnya, kericuhan terjadi di Lapas Kota Surakarta pada Kamis (10/1) kemarin. Kericuhan diduga terjadi antara pengunjung dan penghuni tahanan blok C1.
"Terjadinya kericuhan antara pembesuk tahanan kelompok laskar dengan napi kriminal biasa di Blok C1," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Republika.co.id pada Jum'at (11/1).
Peristiwa kericuhan bermula terang Dedi, pada saat jam besuk tahanan sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu kata dia, ada sekitar 20 orang ikhwan laskar tiba ke Rutan Klas I Surakarta untuk membesuk tahanan dari kelompok Laskar.
Sebanyak 20 pembesuk tersebut kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari lima orang. Waktu besuk dilakukan para ikhwan laskar selama 20 menit untuk menemui tahanan laskar di Aula Rutan.
"Kelompok pertama kunjungan berjalan dengan aman," kata Dedi.
Kemudian terang Dedi, besukan kloter kedua juga berjalan aman. Namun pada saat pembesuk kloter kedua ini hendak pulang, mereka sempat meneriakkan takbir yang kemudian dibalas oleh penghuni tahanan Blok C1 dengan suara "guk-guk".
"Sehingga membuat para laskar ini emosi, kemudian mendatangi Napi Blok C1 yang lantas dilempari batu oleh mereka dan kelompok laskar membalas lemparan tersebut hingga terjadi aksi saling lempar batu," jelas Dedi.
Karena kericuhan tersebut, pihak pengamanan rutan dan tahanan langsung menyuruh kelompok laskar untuk meninggalkan lokasi. Kelompok laskar dibawa menuju ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan.
Para napi kriminal itu ungkap Dedi, masih terus mencoba merangsek masuk hingga berhasil menjebol pintu Blok C1 dengan Blok B. Namun aksi mereka berhasil dihentikan pada saat satu SST Dalmas Polresta Surakarta tiba di Rutan Klas I Surakarta dan langsung mengambil tindakan untuk menetralkan keadaan.
"Wakapolresta Surakarta dan Dandim Surakarta juga tiba di lokasi," kata Dedi.