Rabu 09 Jan 2019 22:17 WIB

Menlu Singgung Tantangan Terhadap Multilateralisme

Retno menyebut beratnya tantangan global adalah waktu tepat untuk kerja sama

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers tahunan 2019 di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers tahunan 2019 di Jakarta, Rabu (9/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pernyataan pers tahunan Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, menyinggung tentang tantangan yang dihadapi multilateralisme. Kebijakan multilateralisme dunia semakin ditentang setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan kebijakan isolasi dengan slogan 'America First' sejak kampanyenya tahun 2016.

"Kami paham dunia saat ini menghadapi tantangan yang baru. Nilai-nilai multilateralisme yang telah dipupuk sejak berakhirnya Perang Dunia II. Saat ini mengalami tantangan yang berat. Nilai-nilai dunia atau world view juga sedang diperdebatkan. 'Me First Policy' mulai terjadi," kata Retno, Selasa (9/1).

Retno mengatakan dalam pertemuan IMF 2018 di Bali bulan Desember lalu Presiden Joko Widodo sudah menyingung hal ini. Dalam pertemuan tersebut Joko Widodo mempertanyakan kebijakan negara-negara yang menitik beratkan rivalitas dan kompetisi.  

"Apakah saat ini waktu yang tepat untuk kompetisi atau apakah saat ini waktu yang tepat untuk kerja sama dan kolaborasi. Konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan bukan hanya bagi yang kalah tapj juga yang menang, pesan moral Presiden Joko Widodo sangatlah dalam," kata Retno.

Retno mengatakan dengan tantangan global yang semakin berat justru saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan kerja sama. Karena, katanya, tidak mungkin satu negara dapat hidup sendiri tanpa bekerja sama dengan negara lain. 

Retno menambahkan dunia tidak boleh menyerah dalam menghadapi tantangan yang sangat besar ini. Sebab masalah instabilitas di berbagai kawasan, radikalisme dan terorisme, masifnya imigrasi irreguler, perlemahan ekonomi global, perubahan iklim dan bencana alam masih terus terjadi.

"Dunia harus dibangun bersama untuk semua," kata Retno. 

Retno mengatakan sejarah mengajarkan hanya dengan bekerja sama maka dunia akan menjadi tempat yang baik untuk semua. Dengan jiwa kerjasama, kata Retno, politik Iuar negeri Indonesia terus bekerja memberikan kontribusi bagi semua. 

"Kami memulai acara ini dengan lagu stand by me untuk mencerminkan jiwa kerja sama," tambah Retno.

Retno mengatakan tahun 2018 menjadi tahun yang sibuk bagi Indonesia dan kegiatan internasional Indonesia. Indonesia menjadi tuan rumah berbagai kegiatan internasional. Antara lain Asian Games 2018, Asian Paragames 2018, Pertemuan tahunan IMF-World Bank, Asian Leaders Gathering, Our Ocean Conference, World Creative Economics Conference dan Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime. 

 

Indonesia juga mengadakan forum Indonesia-Afrika, Indonesia Indonesia-Africa Maritime Dialogue, Triateral Ulama Conference Afghanistan-Pakistan-Indonesia dan Bali Democracy Forum with youth, media and civil society. Retno mengatakan berbagai aktivitas tersebut hanya salah satu keaktifan dunia dalam hubungan dan politik luar negeri untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Dalam kesempatan yang sama Retno mengatakan telah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jendral ASEAN pada 2 Januari 2019. Dalam pertemuan tersebut Retno membahas pembentukan tim untuk membantu Muslim Rohingya dan membangun sekretariat ASEAN di Rakhine. 

Retno juga menjanjikan ASEAN akan memiliki gedung baru. Pada 7 Januari Retno meninjau gedung baru Sekretariat ASEAN yang akan selesai beberapa bulan mendatang. Retno mengatakan gedung baru tersebut akan menjadi wajah dan energi baru ASEAN dalam bekerja dan berkontribusi terhadap dunia untuk 50 tahun ke depan. 

"ASEAN harus terus bersatu, bekerja keras agar kawasan Asia Tenggara tetap menjadi kawasan yang damai, stabil dan sejahtera," katanya.

Retno juga menyinggung tentang berhasilnya Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Ia berterimakasih atas dukungan dan kepercayaan dunia kepada Indonesia untuk duduk di Dewan Keamanan PBB. 

"Waktunya telah tiba bagi Indonesia bersama anggota Dewan Keamanan PBB lainnya dengan dukungan seluruh anggota PBB bekerja keras dan berkontribusi bagi perdamaian dunia," kata Retno.

Retno mengatakan untuk dapat duduk di Dewan Keamanan PBB bukan hal yang mudah. Tapi menunaikan tugas yang baik di Dewan Keamanan PBB memiliki tantangan yang jauh lebih besar. Ia berjanji Indonesia akan berusaha sekuat tenaga menunaikan tanggung jawab tersebut sebaik mungkin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement