Rabu 09 Jan 2019 10:06 WIB

Ekspedisi Maritim Pinisi Songsong 74 Tahun Kemerdekaan RI

Kegiatan pelayaran mengelilingi Indonesia ini menggunakan kapal pinisi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andi Nur Aminah
Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, berlayar selama setahun berkeliling Nusantara.
Foto: Istimewa
Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, berlayar selama setahun berkeliling Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) dan Yayasan Makassar SKalia menggelar program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa. Program ini merupakan kegiatan pelayaran mengelilingi Indonesia dengan menggunakan kapal pinisi.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati kemerdekaan RI yang ke-74 pada tahun ini. Karena itulah, kegiatan pelayaran dilakukan selama 8 bulan dari 18 Desember 2018 lalu hingga 17 Agustus 2019.

Ketua umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia, Zulficar Mochtar, mengatakan pelayaran delapan bulan tersebut akan dibagi dalam 10 trip. Setiap trip akan mengusung tema pembangunan sebagai fokus kampanye pelayaran pinisi.

Ia menuturkan, tema pelayaran trip satu adalah tentang optimalisasi pemanfaatan pulau-pulau kecil sebagai aset pembangunan. "Kami ingin ada formula pembangunan yang pas, berkeadilan dan tetap memberi perlindungan bagi masyarakat, di mana pemerintah dapat mengelola pulau-pulau kecil sebagai sumber pendapatan negara," kata Zulficar, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (9/1).

Hal ini tidak mudah, sebab menurutnya kebijakan pembangunan saat ini belum memberi perhatian dan prioritas yang jelas tentang upaya apa yang akan dilakukan pemerintah untuk tata kelola pulau kecil yang jumlahnya ribuan. Zulficar mengatakan, pelayaran trip satu Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa menyinggahi tujuh titik persinggahan, yaitu Makassar-Bulukumba-Pulau Kabaena, Bombana-Teluk Lianabanggai, Buton Tengah-Baubau-Raha-Pulau Saponda-Kendari.

Untuk melahirkan konsep pembangunan pulau-pulau kecil, Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa telah menyelenggarakan seminar pada 28 Desember 2018 di kampus Universitas Halu Oleo, Kendari. Seminar itu mengangkat tema 'the untold story of our real treasure island for Indonesia’s future'.

Zulficar mengatakan, pelayaran eksepdisi pinisi bakti nusa seperti napak tilas sejarah maritim bangsa Indonesia. Jika dahulu dengan pengetahuan dan teknologi sederhana, pelaut Indonesia berlayar dari pulau ke pulau. Saat ini, pinisi melakukan pelayaran sebagai simbol dan pengingat bahwa bangsa ini adalah bangsa maritim. Sehingga, kebijakan dan strategi pembangunan nasional pemerintahan yang akan datang mesti bercorak dan berwarna maritim.

Selanjutnya, perjalanan trip kedua, ekspedisi akan dimulai pada 3-18 Januari 2019. Trip kedua akan berlayar dengan rute Kendari-Molawe, Konawe Utara-Pulau Labengki-Lameruru-Bungku, Morowali-Donggi-Luwuk-Ampana, Tojo Una-Una-Pulau Togean-Torosiaje-Gorontalo-Bitung. 

Pada kesempatan yang sama, Zulficar juga mengajak semua pihak baik pemerintah dan swasta yang mau mengambi peran dan berkontribusi dalam program ekspedisi ini. Menurutnya, ekspedisi Pinisi adalah program kolosal dan pelayaran bersejarah. Karena itu, mereka mengajak semua komponen anak bangsa untuk ikut terlibat untuk menjadi bagian dari sejarah tersebut.

Koordinator Ekspedisi Bakti Nusa Moh Abdi Suhufan mengatakan pelayaran ekspedisi pinisi Bakti Nusa trip satu mendapat sambutan luar biasa dari pemerintah daerah dan masyarakat pada titik yang disinggahi. "Alhamdulilah pelayaran trip satu sudah selesai dengan tibanya kapal ekspedisi pinisi di pelabuhan Kendari tepat pada 1 Januari 2019," kata Abdi.

 

Dalam kegiatan joy sailing yang mereka lakukan di Buton Tengah, Baubau dan Raha, Abdi mengatakan masyarakat antusias mengikuti pelayaran singkat tersebut. Dalam joy sailing tersebut, masyarakat diberikan edukasi tentang sejarah maritim dan pinisi, teknik berlayar, pendidikan lingkungan dan edukasi kebencanaan. "Ada misi pendidikan karakter bangsa yang ingin kita berika dalam program ini," tambahnya.

Pada kesempatan yang lain, Bupati Muna, Rusman Emba, melakukan penyambutan langsung dan ikut memberikan orasi dalam panggung maritim di atas kapal pinisis ketika bersandar di pelabuhan Raha, 31 Desember lalu. "Kedatangan kapal pinisi ini seperti menghadirkan kembali kejayaan pelaut Muna yang pandai berlayar, mengarungi samudera dan menunjukan jati diri bahwa kita adalah pelaut ulung," kata Rusman Emba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement