Sabtu 05 Jan 2019 23:35 WIB

Polres Garut Selidiki Kasus Kepsek yang Diduga Aniaya Siswa

Polres Garut mengatakan Kepala Sekolah SMP Baitul Hikmah mengakui kesalahannya.

Kampanye antikekerasan terhadap anak dan perempuan (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kampanye antikekerasan terhadap anak dan perempuan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Polisi masih menyelidiki kasus dugaan penganiayaan sejumlah siswa oleh kepala sekolah SMP Baitul Hikmah di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mengingat korbannya di bawah umur, kasus tersebut ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Garut.

Menurut Kepala Polsek Tarogong Kaler Iptu Tito Bintoro, keluarga korban menganggap tindakan kepala sekolah keterlaluan. Mereka berencana mengadukan kejadian tersebut ke Unit PPA Polres Garut.

Salah seorang siswa mengalami luka di bagian pelipisnya akibat tindakan sang kepala sekolah. Berdasarkan keluhan orang tua dan siswa, polisi mengetahui kekerasan oleh kepala sekolah terhadap anak didiknya sudah beberapa kali terjadi.

"Ada informasi juga sering kejadian dilakukan kepala sekolah, pada saat marah suka membanting kursi," ujarnya usai menggelar pertemuan orang tua korban dan pihak sekolah di SMP Baitul Hikmah, Garut, Sabtu.

Tito menyebutkan laporan sementara menunjukkan ada tiga siswa yang menjadi korban kekerasan oleh kepala sekolah. Polisi akan menyelidiki lebih lanjut karena dikhawatirkan ada korban lain.

"Sementara ini yang ada tiga korban, kemungkinan masih banyak, karena informasi dari orang tua katanya sering," kata Tito.

Dari hasil pertemuan dengan para pihak, kepala sekolah yang dituduhkan melakukan penganiayaan mengakui kesalahannya dalam mendidik siswanya. Polisi akan segera memanggil kepala sekolah tersebut untuk dimintai keterangan terkait dugaan penganiayaan terhadap anak didiknya.

"Kalau sudah pasti laporannya akan dipanggil," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement