Jumat 04 Jan 2019 19:48 WIB

TKN: Konsep Infrastruktur 'Tanpa Utang' Sandi Cerita Klise

Infrastruktur 'tanpa utang' yang dimaksud Sandi adalah tidak menggunakan APBN.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Andri Saubani
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (tengah) menyapa masyarakat saat kunjungan di Kampung Nelayan Pasir Putih, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Kamis (03/01/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (tengah) menyapa masyarakat saat kunjungan di Kampung Nelayan Pasir Putih, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Kamis (03/01/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menanggapi apa yang dikatakan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno, tentang proyek Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dibangun tanpa utang. Ace menjelaskan, 'tanpa utang' yang dimaksud Sandi adalah tidak menggunakan pembiayaan dari APBN.

Menurut Ace, pernyataan tanpa utang dan tidak menggunakan pembiayaan dari (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) APBN jelas berbeda. Apa yang disampaikan Sandi, kata dia, bukan konsep baru.

"Sandiaga dan timsesnya kembali memutar cerita klise. Konsep yang mereka janjikan sudah dilakukan dan dibuktikan oleh Jokowi. Pelibatan swasta dalam skema Public Private Partnership (PPP) sudah lama dilakukan dalam proyek infrastruktur," kata Ace melalui keterangan tertulisnya, Jumat (4/1).

Menurut Ace, kubu Prabowo-Sandi telah keliru dalam memahami peran BUMN sebagai agen pembangunan. Menurut Ace, BUMN ikut terlibat lantaran mayoritas swasta hanya mau mengambil proyek yang memungkinkan secara finansial. Sementara, lanjut Ace, mayoritas Tol tidak memungkinkan secara keuangan, akan tetapi sangat memungkinkan secara ekonomi.

"Swasta juga hanya mau mengerjakan proyek-proyek dengan risiko rendah. Sementara mayoritas Tol Trans Jawa memiliki risiko yang tinggi, termasuk tantangan terkait pembebasan lahan," tutur Ace.

Menurut Ace, jika menunggu keterlibatan swasta dalam setiap proyek pembangunan Tol di Indonesia, maka kata dia, butuh waktu lama untuk mewujudkan Tol Trans Jawa. Bahkan, lanjut dia, pada 2030 pun belum tentu dapat direalisasikan jika menggunakan kecepatan realisasi pertumbuhan jalan Tol hingga 2015.

"Padahal kita harus mengejar ketertinggalan, jika bergantung swasta, Tol Sumatera, tidak akan pernah terwujud. Karena hanya dengan strategi itu, kita bisa memperbaiki efisiensi logistik dengan cepat, mengejar negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand," ujar dia.

Dia menambahkan, investor swasta dapat diundang setelah jalan Tol terbangun. Menurut Ace, mereka bisa masuk melalui divestasi aset atau sekuritisasi aset.

Menurut Ace, Timses Prabowo-Sandi tidak memiliki basis data yang kuat. Padahal, kata dia, seharusnya mereka tahu bahwa semua Jalan Tol  trans Jawa dulunya dipegang swasta dan justru malah mangkrak.

"Tidak jalan-jalan, karena mayoritas swasta hanya berperan jadi calo lisensi saja. Lalu di era Jokowi, BUMN diperintahkan men-take over untuk memastikan Tol terwujud," jelas Ace.

Sandiaga sebelumnya menyatakan, pembangunan infrastruktur tanpa utang sangat memungkinkan. Menurut dia, cara ini sudah dilakukan sehingga tidak membebani anggaran negara.

Sandiaga berjanji apabila dirinya terpilih bersama capres Prabowo Subianto, pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah di Indonesia tetap dilanjutkan dan ditingkatkan. Namun, dengan pendekatan yang berbeda. Sandiaga Uno menjelaskan pendekatan yang dimaksud adalah mengandalkan sektor kemitraan dengan swasta atau lewat penganggaran dengan dana jangka panjang.

“Saya pernah turut membangun infrastruktur jalan tol cipali 116 km,  tidak memakai uang negara dan membebani utang untuk negara dan BUMN,” kata Sandiaga dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/12).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement