REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 1.941 orang mengalami luka-luka akibat diterjang gelombang tsunami yang melanda kawasan Perairan Selat Sunda wilayah pesisir Provinsi Banten dan Lampung.
"Tsunami di dua provinsi itu juga menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 433 orang dan 12 orang hilang," kata Kepala Basarnas Banten, Zaenal Aripin di Posko Terpadu Penanggulangan Tsunami di Labuan, Pandeglang, Jumat (4/1).
Selama ini, tim SAR gabungan dinilai berhasil dalam melaksanakan evakuasi korban tsunami di pesisir pantai Provinsi Banten dan Lampung. Tim SAR gabungan TNI, Polri, BNPB, dan BPBD bekerja keras untuk mencari warga yang hilang baik dalam kondisi meninggal maupun hidup.
Sebab, tsunami dipastikan banyak korban sehingga diprioritaskan evakuasi dan penyelamatan. Meski cuaca di wilayah itu cukup buruk disertai hujan deras dan angin kencang, namun tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi korban tsunami.
Mereka satu per satu korban tsunami baik meninggal maupun luka-luka dilarikan ke Puskesmas dan RSUD Berkah Pandeglang. "Kita mengapresiasi tim SAR gabungan itu hampir semua korban bisa ditemukan," ujarnya.
Menurut dia, saat ini jumlah warga yang mengalami luka-luka sebanyak 1.941 orang dan meninggal 433 orang. Kemungkinan korban tsunami bertambah, karena dipastikan 12 orang belum ditemukan.
Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian di sepanjang pesisir Pandeglang. Namun, mereka memfokuskan pencarian korban tsunami di tiga sektor antara lain sektor I Pantai Carita- Pantai Labuan, sektor II Pantai Panimbang-Tanjung Lesung dan sektor III Pantai Tanjung Lesung-Sumur.
"Kami berharap semua korban tsunami bisa ditemukan," ujarnya.
Sementara itu, lima jenazah yang belum teridentifikasi di RSUD Berkah Pandeglang dimakamkan secara massal di pemakaman Nini Aki Jalan Raya Serang di Desa Cigadung Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang.