REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengisi malam pergantian tahun dengan bersilaturahim ke rumah keluarga almarhum Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat saat mendekap dan membawa lari bom untuk menyelamatkan ratusan warga Kota Mojokerto.
”Sahabat Riyanto adalah teladan nyata keberanian, teladan nyata rasa rela berkorban, beliau menyelamatkan banyak jiwa. Insya Allah surga untuk Sahabat Riyanto,” ujar Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari.
Ning Ita yang juga aktivis Muslimat NU itu mengunjungi kediaman Riyanto, Senin malam (31/12), di Kecamatan Prajurit Kulon, setelah sebelumnya berkeliling memantau pos pengamanan libur Natal dan Tahun Baru bersama aparat kepolisian, serta beristighasah bareng warga dan para tokoh masyarakat.
Kehadiran Ning Ita diiringi rombongan Banser Kota Mojokerto serta disambut langsung oleh Sukarmin dan Katinem, kedua orang tua Riyanto. Turut hadir Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria.
”Kita semua harus belajar dari Mas Riyanto. Dan semoga Kota Mojokerto dan Indonesia selalu damai, aman, saling toleran, bersaudara dalam keberagaman. Perbedaan adalah rahmat. Justru karena perbedaan itulah, Indonesia ini indah. Tak perlu karena beda keyakinan, lalu kita bermusuhan,” ujar Ning Ita.
Riyanto adalah anggota Banser yang gugur saat membantu menjaga keamanan perayaan Natal di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, 24 Desember 2000. Ketika itu, Riyanto menemukan bungkusan plastik mencurigakan, lalu membukanya. Setelah tahu bungkusan itu berisi bom, Riyanto spontan berteriak untuk memperingatkan ratusan jemaat gereja. “Tiarap!” teriak Riyanto.
Riyanto kemudian berlari membawa bom tersebut ke luar gereja, namun meledak dalam dekapan pemuda yang wafat di usia 25 tahun itu. Aksi heroik Riyanto telah menyelamatkan ratusan jiwa. Nama Riyanto kemudian dijadikan nama jalan di jalur menuju rumahnya. Di sana juga dibangun gapura untuk mengenang pengorbanan Riyanto.