Selasa 01 Jan 2019 13:54 WIB

TKN Ingatkan Dahnil: Istilah Tsunami Politik Berbahaya

Kubu Prabowo-Sandi dinilai ingin merusak kredibilitas lembaga survei.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menanggapi penggunaan istilah dukungan bagaikan tsunami yang disampaikan oleh Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzhar Simanjuntak. Menurut Ace, penggunaan istilah tersebut justru tidak tepat dan bermasalah.

"Tsunami itu akan datang sesaat dan merusak. Istilah tsunami itu menimbulkan daya rusak yang dahsyat, menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Jadi mungkin maksudnya agar masyarakat waspada kerusakan yang ditimbulkan," ujar Ace dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (1/1).

Baca Juga

Ia pun menambahkan, tsunami biasanya akan datang tiba-tiba dan merusak pinggir pantai, lalu air laut itu akan kembali ke laut. "Mungkin jika yang dimaksud Pak Dahnil itu tsunami sebagai bentuk dukungan. Hati-hati, mereka hanya mendapatkan dukungan itu sesaat dan tiba-tiba. Setelah itu akan lenyap dukungan itu kembali tertelan lautan setelah merusak daratan," imbuhnya.

Ace menyebutkan, selama ini sebagian besar hasil survei dari lembaga survei yang kreadibel masih mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'aruf. Ace pun tidak mempermasalahkan soal besarnya dukungan menurut lembaga survei internal. Menurutnya, hal itu sah-sah saja.

"Tapi kubu Prabowo terlihat ingin merusak kredibilitas lembaga survei. Mereka bekerja dengan kaidah-kaidah ilmiah bukan memakai perasaan. Ini membuktikan kubu prabowo sdh panik dengan selisih suara yang cukup jauh dari 17 lembaga survei yg ada," tuturnya.

Ace pun menegaskan, bahwa kubu Prabowo baru menjanjikan perubahan, tapi Presiden Jokowi sudah membuktikan perubahan. "Jangan menjadikan perubahan sebagai komoditas tanpa konsep dan solusi yang jelas," katanya.

Sebelumnya, keyakinan kemenangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019, menurut Dahnil Anzar,  dapat dilihat dari antusiasme masyarakat saat pasangan tersebut turun langsung. Terlebih lagi berkumpulnya masyarakat bukan karena diiming-imingi pembagian sembako atau sebagainya.

"Ini tanpa dimobilisasi sembako atau amplop. Ini gelombang perubahan. Gelombang tsunami ini semakin besar, dan suasana kampanye yang menjadi konsep Prabowo-Sandi juga berbeda," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement