Selasa 01 Jan 2019 09:07 WIB

Dahnil: SBY Sebut Atmosfer Kemenangan Ada di Prabowo-Sandi

Prediksi SBY disampaikan saat bertemu Prabowo pada 21 Desember.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono (kelima kanani) bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kanan) berjabat tangan usai melakukan petemuan tertutup di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono (kelima kanani) bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kanan) berjabat tangan usai melakukan petemuan tertutup di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut bahwa Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memprediksi  pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan memenangkan pemilihan presiden yang akan digelar pada 17 April mendatang. Prediksi tersebut disampaikan SBY pada saat bertemu dengan Prabowo Subianto di kediamannya di Mega Kuningan Jumat (21/12) lalu.

"Ini ada rahasia yang ingin saya ungkap. Pak SBY ngomong beliau sudah ikut pilpres dua kali, beliau tahu persis atmosfer kemenangan itu seperti apa. Pak SBY bilang 'Atmosfer kemenangan ada di Prabowo-Sandi' begitu beliau bilang," ujar Dahnil dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (31/12).

Dahnil menilai, prediksi tersebut muncul berdasarkan pengalaman SBY yang telah menang pilpres dua kali secara langsung. Menurutnya baru SBY yang berhasil memenangkan pilpres sebanyak dua kali.

"Di Indonesia itu tak ada yang bisa menang langsung dua kali pilpres. Baru Pak SBY yang menang dua kali pemilihan langsung," kata Dahnil.

Keyakinan kemenangan menurut Dahnil juga dapat dilihat dari antusiasme masyarakat saat pasangan tersebut turun langsung. Terlebih lagi berkumpulnya masyarakat bukan karena diiming-imingi pembagian sembako atau sebagainya.

"Ini tanpa dimobilisasi sembako atau amplop. Ini gelombang perubahan. Gelombang tsunami ini semakin besar, dan suasana kampanye yang menjadi konsep Prabowo-Sandi juga berbeda," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement