REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda Banten mengalami penurunan dibandingkan dua hari sebelumnya. Aktivitas Gunung Anak Krakatau sebelumnya tercatat setiap sembilan menit.
"Kami berharap aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau terus menurun, sehingga masyarakat yang mengungsi bisa kembali ke rumah," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, saat jumpa pers di Posko Utama Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).
Sepanjang Sabtu, aktivitas Anak Krakatau mengalami penurunan hanya dua kali letusan dan pukul 12.06 WIB tinggi kolom erupsi 1.000 meter. Sedangkan, pukul 15.00 WIB letusan 1.356 dengan tinggi kolom erupsi 700 meter di atas puncak.
"Erupsi trennya mengalami penurunan, namun jangan dulu gembira, tetapi yang jelas ada tren yang positif," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan evaluasi apakah kegempaan Gunung Anak Krakatau bisa diturunkan statusnya. Pos Pesauran Kabupaten Serang setiap enam jam melaporkan aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau ke Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.
Pelaporan data itu nantinya dilakukan evaluasi untuk mengubah status kegempaan Anak Krakatau. Namun, saat ini status Gunung Anak Krakatau masih siaga level III dengan radius 5 Km dari kawah. Karena itu, kawasan kaldera Gunung Anak Krakatau, seperti Pulau Serpung dan Pulang Panjang tidak boleh adanya aktivitas.
"Kami melarang warga maupun nelayan mendekati Anak Krakatau karena masih aktif mengeluarkan erupsi, meski kegempaan mengalami penurunan," katanya.