Kamis 27 Dec 2018 01:01 WIB

Mengenal Sosok Putera Paku Alam X

BPH Kusumo Bimantoro sedari kecil dididik hidup harmonis dengan masyarakat.

 Conferensi pers Dhaup Ageng, di mana resepsinya akan  digelar pada 5 Januari 2019 mendatang di bangunan utama Pura Pakualaman  yaitu di Bangsal Sewatama.
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Conferensi pers Dhaup Ageng, di mana resepsinya akan digelar pada 5 Januari 2019 mendatang di bangunan utama Pura Pakualaman yaitu di Bangsal Sewatama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Putra Paku Alam X, B.P.H. Kusumo Bimantoro akan mempersunting seorang dokter bernama Maya Lakshita Noorya, pada awal Januari 2019. Lalu seperti apa figur seorang Suryo dalam kehidupan sehari-hari?

Sedari kecil, Suryo memang dididik oleh kedua orang tua untuk seimbang dalam menjalani kehidupan di masyarakat dan prestasi akademik. Salah satu rutinitas yang wajib adalah membaca. Hobby membaca telah tumbuh di keluarganya, mulai komik hingga ensiklopedia selalu ia baca di sela-sela waktu.

Kehidupan bermasyarakat juga menjadi nilai penting yang ditanamkan keluarga kepada pria berkumis tebal ini. Sebagai putra dalem Paku Alam X, Suryo selalu diajarkan untuk berbaur harmonis dengan masyarakat, teman sekolah hingga teman bermain. Di dalam lingkungan Pura ia juga ditanamkan untuk menjadi figur seorang pemimpin yang bijak.

“Di Pura kadang-kadang dia jadi manggolo yudho. Jadi tanggung jawab di Pura itu sudah saya bebankan kepada mereka sejak kecil. Kalo kita mau tingalan dalem harus noto kursi dll. Tidak hanya 3D duduk duduk duko duko dawuh dawuh tapi mereka juga bekerja,”kata  G.K.B.R.Ay.A. Paku Alam, Ibunda Suryo,dalam siaran persnya.

Dilahirkan dan besar di lingkungan Pura Pakualaman, DIY, putra pertama dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A.) Paku Alam X dan G.K.B.R.Ay.A. Paku Alam ini diajarkan untuk tetap ramah, sopan dan berbaur dengan para kerabat.

“Mas Suryo itu sosok yang pendiam waktu kecil tapi ceria suka senyum dan manut (nurut) sama orang tuanya. Saya mengajarkan kepada anak-anak saya bahwa kita harus sama dengan masyarakat yang ada di Puro ini,” ungkap Gusti Putri.

Tumbuh di lingkungan Pura, Suryo kecil bersekolah di TK dan SD Puro. Ia pun tergolong unggul dalam bidang akedemik. Menurut sang Ibunda, Suryo sangat menyukai pelajaran berhitung, seperti Matematika dan Fisika. Berkat kemampuannya tersebut, ia pun beberapa kali pernah menjuarai olimpiade fisika saat duduk di bangku SMP 5 Yogyakarta. Ia pun sempat juga mengambil program akselerasi selama 2 tahun.

Selepas lulus SMP, Suryo melanjutkan ke SMA 5 Yogyakarta. Di sekolah inilah ia bertemu dan menjalin kasih dengan gadis cantik bernama Shita, sang calon istri. Jalinan asmara tersebut makin membuat ia semakin giat belajar. Hingga pada akhirnya mereka berdua melanjutkan studi kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Mas Suryo itu dari kecil juga hobi menggambar sampai dia masuk UGM arsitektur. Gurunya sayang loh kenapa Suryo gak masuk fisika kok masuk arsitektur? katanya aku lebih suka gambar,” cerita sang Ibunda.

Berprestasi di bidang akademik, juga tak lantas membuatnya acuh terhadap keluarga. Di waktu senggang ia kerap bermain dan bergurau dengan sang adik, Bismo yang usianya 5 tahun dibawahnya. Ia pun sering bekerjasama dan membantu setiap kegiatan sang adik. Layaknya saudara laki-laki, sesekali mereka juga pernah terlibat perselisihan satu sama lain.  

Saat ada waktu libur, tak jarang Suryo dan keluarganya sering menyempatkan untuk pergi berlibur. Beberapa kota pernah ia kunjungi, seperti pernah datang ke rumah sang Eyang di Semarang, dan kota lain Jakarta, Bandung, hingga pulau Bali. Hobi travelling ini memang dimiliki oleh keluarga Suryo sedari dulu. 

“Dia (Suryo) suka traveling dan bapaknya emang suka traveling. Kita pernah ke Bandung nginep di taman safari. Alhamdulillah anak-anak saya suka pemandangan. Kalo sekarang itu terganggu dengn adanya smartphone,” tutur Gusti Putri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement