Rabu 26 Dec 2018 01:52 WIB

Doa Lintas Agama di KBRI Canberra untuk Korban Tsunami

Doa bersama merupakan refleksi kepedulian masyarakat di Canberra.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Komunitas masyarakat Indonesia di Canberra bekerja sama dengan KBRI Canberra menggelar doa bersama lintas agama bagi korban bencana tsunami Selat Sunda.
Foto: KBRI
Komunitas masyarakat Indonesia di Canberra bekerja sama dengan KBRI Canberra menggelar doa bersama lintas agama bagi korban bencana tsunami Selat Sunda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas masyarakat Indonesia di Canberra bekerja sama dengan KBRI Canberra menggelar doa bersama lintas agama dalam penyelenggaraan Open House Perayaan Natal 2018 di Wisma Indonesia, Selasa (25/12). Hal itu dilakukan untuk korban bencana tsunami Selat Sunda. 

Duta Besar (Dubes) Indonedia untuk Australia Kristiarto S Legowo mengatakan di tengah perayaan Natal 2018, masyarakat Indonesia di Canberra tetap menunjukan solidaritas dan kebersamaan atas musibah tersebut. Meski suhu panas mencapai 35 derajat, Kristiarto menuturkan hal itu tidak menyurutkan antusiasme masyarakat Indonesia untuk hadir berkumpul bersama di Wisma Indonesia. 

Dia menambahkan lebih dari 400 orang masyarakat Indonesia yang bermukim di Ibu Kota Australia. "Ini mulai dari tokoh masyarakat, diplomat, kalangan profesional, dokter, dosen, mahasiswa, dan pelajar hingga ibu rumah tangga memadati kediaman resmi Duta Besar RI di Canberra," kata Kristiarto dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (25/12). 

Duta Besar dari negara sahabat seperti Myanmar dan Konsul Jenderal RI Sydney beserta keluarga juga turut hadir. Menurut Kristiarto, beberapa orang diantaranya bahkan rela mengendarai mobil dari Kota Sydney yang berjarak sekitar 300 kilomerer dari Canberra menghadiri kegiatan tersebut. 

Dalam doa bersama lintas agama tersebut, kata dia, pembacaan doa secara Islam dipimpin oleh Ustaz M Riza dari Australia Indonesia Moslem Foundation Australian Capital Territory (AIMFACT), agama Katolik oleh Pastor David Lumewu, agama Kristen oleh Yama Radimin dari Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Canberra (PMKIC), agama Budha oleh Arild Randlim, dan agama Hindu oleh I Gede Eka Riadi.

Kristiarto mengatakan penyelenggaraan doa bersama lintas agama tersebut merupakan refleksi dari kepedulian masyarakat Indonesia di Canberra terhadap saudara-saudara di tanah air yang tengah dilanda bencana. Dia mengapresiasi kepada AIMFACT sebagai perwakilan masyarakat Islam di Canberra yang menggagas doa bersama lintas agama di tengah Open House Perayaan Natal 2018. 

"Penyelenggaraan doa bersama lintas agama merupakan bentuk sinergi nyata masyarakat Indonesia yang majemuk di Canberra," tutur Kristiarto. 

Setelah doa bersama, masyarakat Indonesia kembali bersilaturahim dan beramah tamah. Acara Open House di kediaman Duta Besar RI adalah salah satu acara yang senantiasa ditunggu-tunggu sebagai momen silaturahmi masyarakat Indonesia yang berada di Canberra dan sekitarnya, seperti halnya pada saat Open House Idul Iftri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement