Senin 24 Dec 2018 20:43 WIB

KPU Hapus Data Pemilih Meninggal Akibat Tsunami Selat Sunda

Lokasi pemungutan suara akan kembali disusun.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Nur Aini
Personel TNI bersama relawan mencari korban tsunami dari balik reruntuhan rumah di Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018).
Foto: Antara/Aurora Rinjani
Personel TNI bersama relawan mencari korban tsunami dari balik reruntuhan rumah di Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, mengatakan data pemilih yang meninggal dunia akibat bencana tsunami Selat Sunda yang menimpa Banten dan Lampung akan segera dihapus. Selain itu, nantinya akan ada pengelompokan kembali lokasi pemungutan suara.

"Tanpa mengurangi rasa duka cita kepada para korban bencana, sebenarnya secara alamiah untuk pemilih yang meninggal dunia maka akan dihapus dari DPT," ujar Wahyu ketika dijumpai wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/12).

Sebab, para pemilih yang meninggal dunia itu sudah tidak memenuhi syarat sebagai pemilih. Untuk proses penghapusan, kata Wahyu, tidak menggunakan pendekatan khusus.

KPU menetapkan standar yang sama untuk menghapus data pemilih yang meninggal dunia. "Kebetulan saat ini ada yang meninggal akibat bencana alam. Teknisnya begini, kalau para pemilih sudah terdaftar di TPS A misalnya, kemudian di TPS A itu ada lima orang yang menjadi korban sehingga meninggal dunia, maka lima orang ini dicoret dari DPT," kata Wahyu.

Wahyu juga mengungkapkan adanya potensi regruping TPS di daerah yang terdampak bencana alam. Regruping bisa dilakukan jika dalam suatu lokasi sudah direncanakan akan didirikan TPS, tetapi karena bencana alam maka pendirian TPS dibatalkan.

Karena lokasi sudah tidak memungkinkan, maka TPS bisa diterima atau dipindah. Meski demikian, untuk regruping KPU tetap akan menunggu hingga pemulihan bencana alam selesai.

"Untuk pemulihan bencana itu kan kita akan lihat dulu. Kalau sampai tahapan tertentu dan memang harus dipindah, ya dipindahkan (TPS-nya)," kata Wahyu.

Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12) malam. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah mengingat pencarian masih terus dilakukan.

Jumlah korban yang meninggal dunia terbesar berasal dari Panimbang 74 orang, Carita 70 orang, OSC Lampung 55 orang, Tanjung Lesung 46, Sumur 38, Labuan 12 orang, dan Anyer 12 orang. Saat ini, Basarnas dan tim koordinasi lainnya masih melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban tsunami di sejumlah titik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement