Senin 24 Dec 2018 02:05 WIB

Kapolda Banten Imbau Masyarakat tak Mudah Percaya Hoaks

Kapolda mengingatkan masyarakat tak mudah percaya hoaks terkait tsunami.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Personil TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad  (23/12/2018).
Foto: Antara/Ardiansyah
Personil TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad (23/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kapolda Banten Brigjen Tomsi Tohir mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar tidak benar atau hoaks, terkait bencana tsunami di Selat Sunda. Kapolda mengatakan berita hoaks selain menganggu tim evakuasi juga bisa membahayakan masyarakat.

"Kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di pesisir pantai, bahwa informasi mengenai adanya tsunami susulan," ujarnya saat berada di lokasi tsunami sepanjang Pantai Carita dan Pantai Anyer, Ahad (23/12).

Jika dibiarkan, lebih lanjut diucapkan Kapolda, kabar informasi hoaks yang sudah tersebar ini, dapat mengganggu aktivitas warga, dan dapat menggangu tim evakuasi di lapangan juga ikut terhambat. Belum lagi resiko kecelakaan bagi masyarakat yang hendak menjauh dari pantai dengan kendaraan mereka, secara terburu-buru.

"Hal ini juga dapat membahayakan masyarakat pergi ke tempat yang aman dengan terburur-buru, sehingga dapat mengakibatkan laka lantas dan sebagainya," katanya.

Bencana alam tsunami kembali melanda Indonesia, setelah Palu, Sulawesi Tengah, kini dua kabupaten di Banten dan Lampung, juga harus ikut mengalaminya. Pada Sabtu (23/12) sekitar pukul 21.30 WIB, salah satu titiknya adalah warga sekitar Pantai Anyer, yang dikejutkan dengan adanya gelombang tinggi yang menyapu rumah warga di pesisir.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban tsunami di Selat Sunda hingga Ahad (23/12) sore terus bertambah. Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Ahad (23/12) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement