REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Stasiun Meteorologi Maritim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), meminta nelayan mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi. Gelombang tersebut diperkirakan setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di perairan Nias-Sibolga, Sumatra Utara.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi juga diminta agar tetap selalu waspada terhadap terjadinya gelombang tinggi," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan L Riandiny Putri Lubis di Medan, Senin (20/5/2024).
Tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter juga berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan Sabang Utara, dan perairan Barat Aceh, sementara gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia selatan NTT, Laut Banda bagian timur, dan Laut Arafuru. "Atas kondisi tersebut semua pihak diharapkan memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, khususnya bagi perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, kapal ukuran besar seperti kargo dan kapal pesiar," katanya.
Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan Lestari Irene Purba menambahkan bahwa cuaca di Sumatra Utara pada Selasa (21/5/2024) siang dan sore hari berpotensi hujan di Langkat, Binjai, Deli Serdang, Karo, dan Simalungun. Malam hari berpotensi hujan lebat di wilayah Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Mandailing Natal.
"Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah pantai timur, lereng timur, pegunungan, dan pantai barat Sumatra Utara yang dapat menyebabkan banjir, longsor, dan bencana hidrometeorologis lainnya," kata dia.