REPUBLIKA.CO.ID, TANA TORAJA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka citanya atas bencana tsunami yang terjadi di pantai Selat Sunda. Jokowi berdoa, para keluarga korban yang ditinggalkan tabah atas bencana ini.
"Saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam kepada korban di Provinsi Banten, di Serang Pandeglang. Semoga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran," kata Jokowi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Ahad (23/12).
Presiden pun meminta tanggap darurat yang diberlakukan menyusul terjadinya bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda ini segera dilaksanakan dengan baik.
"Intinya kita ingin agar tanggap darurat ini dikerjakan di lapangan dengan cepat dan sebaik-baiknya," ujarnya.
Ia juga telah menginstruksikan Kepala BNPB, Menteri Sosial, serta Panglima TNI untuk secepatnya melakukan evakuasi di lapangan.
Bencana tsunami di Selat Sunda ini menelan banyak korban jiwa. Jokowi juga mengaku terus memantau proses evakuasi di lapangan.
"Pagi tadi saya telepon masih sedikit. Kemudian tadi siang saya telepon lagi sudah tambah sehingga kita tunggu saja nanti laporan dari Banten," katanya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan korban jiwa dari dampak tsunami ini terus bertambah. Data sementara, jumlah korban jiwa tercatat mencapai 43 orang. Sedangkan, sebanyak 584 orang luka-luka dan dua orang hilang. Kerugian fisik juga tercatat mencapai 430 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Hingga saat ini, jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Menurut Sutopo, wilayah Pandeglang merupakan daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Selain itu, pemerintah juga telah mengerahkan alat berat untuk evakuasi dan perbaikan darurat. Sutopo pun mengimbau masyarakat agar tak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini.
"BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya," kata dia.