REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) memprediksi jumlah penumpang mencapai 5.317.358 penumpang saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini. Jumlah tersebut meningkat empat persen dibandingkan masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 yang mencapai 5.112.844 penumpang.
"Naiknya kira-kira 4 persen, dari 5,1 juta menuju ke 5,3 juta. Ini prediksi kalau tempat duduknya semua terbeli," ujar Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (19/12).
Ia mengatakan, KAI menetapkan masa angkutan Nataru selama 18 hari, mulai dari 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. Edi menyebut, PT KAI telah menyiapkan 394 perjalanan kereta api (KA) terdiri dari 346 perjalanan reguler dan 48 perjalanan tambahan.
Ia menjelaskan, tahun ini PT KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan satu unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan. Edi melaporkan, per hari ini 67 persen tiket sudah terjual. "Dan ini bergerak terus setiap hari kira-kira 2-3 persen (penjualan) meningkat terus," katanya.
Sementara itu, KAI juga telah bersiaga di daerah rawan bencana alam dengan 305 titik rawan yang sudab terdeteksi. Berupa banjir, longsor, dan ambles di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera. Edi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dan sebagainya di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA. Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.
"Disampaikan Pak Menhub kami sudah lakukan koordunasi dengan Polri dan TNI itu 6 ribu lebih kami kerahkan untuk menjaga," jelas Edi.