Rabu 19 Dec 2018 16:27 WIB

Pelabuhan Boom Baru Palembang Menjadi Digital Port

Dengan digital port, akan meminimalkan kesalahan dibandingkan manual.

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Pelabuhan Boom Baru Palembang terminal kontainer yang dikelola PT  Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) cabang Palembang.
Foto: Foto: Maspril Aries
Pelabuhan Boom Baru Palembang terminal kontainer yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) cabang Palembang.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pelabuhan Boom Baru sebagai pelabuhan terbesar di Sumatera Selatan (Sumsel), terus berbenah. Setiap tahun aktivitas pelabuhan di tepi Sungai Musi tersebut terus mengalami peningkatan. Untuk mengantisipasi perkembangan dan peningkatan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) cabang Palembang akan menjadikan pelabuhan Boom Baru sebagai digital port

General Manager (GM) PT Pelindo II cabang Palembang Agus Edi Santoso pada media gathering bersama wartawan media nasional, Selasa (18/12) menjelaskan, Pelabuhan Boom Baru, Palembang, pada pertengahan 2019 akan mulai menerapkan digital port.

“Saat ini pelabuhan Boom Baru aktivitasnya terus meningkat, peningkatan tersebut selain mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan juga mengharuskan PT Pelindo II meningkatkan pelayanannya kepada para pengguna fasilitas pelabuhan,” kata Agus.

Dikatakan Agus, aplikasi digital akan diterapkan mulai dari kedatangan, bongkar muat, penumpukan hingga sistem yang terhubung secara online di pintu masuk dan keluar pelabuhan. Dengan digital port, akan meminimalkan kesalahan dibandingkan manual. “Juga akan mengefisienkan waktu bongkar muat atau dwell time di pelabuhan,” ujarnya.

Pelabuhan Boom Baru Palembang memiliki luas lahan 24 hektare. Menurut Agus, pelabuhan tersebut sudah tidak bisa lagi dikembangkan. Pelabuhan Boom Baru mulai dioperasikan pada masa penjajahan oleh Pemerintah Belanda pada 1924 – 1942. Pelabuhan Boom Baru memiliki kedalaman kolam 6 meter hingga 9 meter dengan panjang dermaga 771 meter.

Sebagai pelabuhan modern, Pelabuhan Boom baru memiliki container crane satu  unit SWL 30,5 ton dan dua unit SWL 61 ton. Juga memiliki empat unit gantry jib crane SWL 35 ton dan empat unit reach stacker SWL 45 ton.

“Dari Pelabuhan Boom Baru setiap tahun diekspor lima komoditas andalan Sumatera Selatan, yaitu karet, kelapa, CPO, inti sawit dan produk kayu. Karet masih menempati posisi teratas komoditas ekspor. Sampai November 2018 jumlah ekspor karet mencapai 898.563 ton,” kata Agus.

Pelabuhan Boom Baru juga mencatat peningkatan trafik barang peti kemas dan non peti kemas pada 2017 dan 2018. Trafik kapal juga mengalami peningkatan, baik kapal luar negeri, kapal dalam negeri, kapal rakyat dan kapal tamu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement