Selasa 18 Dec 2018 08:34 WIB

Pengerjaan Drainase di Tangerang Dikebut

Pemkot telah membangun 21,88 kilometer turap dan 317,356 kilometer saluran.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Pekerja menyelesaikan perbaikan drainase
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Pekerja menyelesaikan perbaikan drainase

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang baru mau mempercepat proyek pengerjaan drainase. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, percepatan pembangunan drainase dan turap yang itu diharapkan bisa menjadi solusi penanganan persoalan banjir.

"Pembangunan drainase ini mudah-mudahan bisa meminimalisir banjir di sini. Namun ini akan percuma kalau masyarakatnya juga kurang peduli, lihat drainasenya sudah jadi tapi sekarang sampahnya sudah banyak gitu," kata dia di Perumahan Taman Cipulir Estate, Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Tangerang, Senin (17/12).

Kondisi drainase yang dikunjungi Wali Kota Tangerang itu terdapat banyak sampah. Bekas botol minuman dan plastik bungkus makanan nampak berserakan di saluran air yang baru terbangun itu.

Ia menegaskan, penanganan banjir merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kota Tangerang. Karena itu, pihaknya getol melakukan penataan saluran air di beberapa titik rawan banjir. 

Arief mengklaim, sepanjang 2018, Pemkot Tangerang telah berhasil membangun 21,88 kilometer turap dan 317,356 kilometer saluran di seluruh wilayah Kota Tangerang. Akibatnya, lanjut dia, jumlah titik banjir dari 31 titik pada 2013, saat ini hanya tersisa dua titik.

"Namun ini semua akan percuma kalau masyarakatnya juga masih kurang peduli. Enggak masalah kalau Pak RT mau minta bangun tandon atau saluran air lagi, cuman Pak RT harus bisa membangun kepedulian masyarakatnya," ujar dia.

Ia menambahkan, penanganan banjir di tidak bisa hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur fisik. Lebih dari itu, keterlibatan dari semua pihak, terutama masyarakat, sangat diperlukan.

"Kita saat ini juga mengembangkan Sumur Abas, Sumur Resapan yang dimodifikasi sehingga bisa menampung air limpasan hujan lebih banyak. Ini cocok untuk wilayah yang permukimannya padat penduduk, kita sudah terapkan di Perumahan Banjar Wijaya," jelas dia.

Arief juga mengingatkan agar jajarannya memperhatikan tanah yang berada di fasilitas sosial dan fasilitas umum di Perumahan Taman Cipulir Estate. Menurut dia, beberapa tanah itu bisa dimanfaatkan untuk tandon-tandon air.

"Kalau memungkinakan buat tandon air buat menampung limpasan air. Jadi airnya kita tampung dulu, parkir dulu di tandon, mudah-mudahan bisa meminimalisasi banjir," kata dia

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Taufik Syahzeni mengatakan, penyebab utama banjir di Perumahan Taman Cipulir tersebut lebih disebabkan oleh air larian (run off) yang mengalir ke perumahan tersebut. Karena itu, pihaknya saat ini sedang mengantisipasi aliran itu dengan pembangunan sisten saluran air.

"Kita melaksanakan pembangunan sistem saluran dan boxculvert di bawah jalan yang terkoneksi langsung dengan rumah pompa," kata dia.

Ia menjelaskan, pihaknya membangun collector drain di sepanjang median taman jalan dengan ukuran 1,2x1,2 meter. Selain itu, pihaknya juga membangun cross drain ke Jalan Cendana I, II dan III. 

"Selain itu kita bangun Conveyances Drain di Cendana II dan III ukuran boxculver 1,5x1,5 meter," kata dia.

Tak hanya itu, Dinas PUPR juga membangun rumah pompa di Cendana II dan III, serta satu unit rumah pompa di Cendana Raya yang dilengkapi pintu air . Hingga saat ini, lanjut dia, telah tersedia lima unit rumah pompa air di wilayah tersebut.

Taufik optimistis pemkot siap menghadapi musim penghujan yang sudah mulai datang. "Dinas PU saat ini akan terus melaksanakan pembangunan untuk mengendaliakn banjir dan genangan," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement