Selasa 18 Dec 2018 02:07 WIB

Puluhan Titik di Kota Malang Rawan Banjir

BPBD menemukan 26 sampai 28 titik masuk kategori rawan banjir.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan normalisasi saluran air setelah  direndam banjir di beberapa titik lokasi, Selasa (11/12).
Foto: Dok. Humas Pemkot Malang
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan normalisasi saluran air setelah direndam banjir di beberapa titik lokasi, Selasa (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang telah memetakan sejumlah titik yang dinilai rawan banjir. Dari hasil analisis tim, BPBD menemukan 26 sampai 28 titik masuk dalam kategori tersebut.

"Itu dihitung karena titik-titik tersebut pernah terjadi banjir. Kita bicaranya histori, pernah kejadian banjir di sana sehingga perlu diwaspadai manakala masuk musim penghujan," jelas Sekretaris BPBD Kota Malang, Tri Oky saat dihubungi Republika, Senin (17/12).

Seperti diketahui, Kota Malang mulai mengalami intensitas hujan yang cukup sering antara November sampai sekarang. Kejadian terbesar dialami pada Senin (10/12) di mana terdapat tujuh titik tergenang air cukup tinggi. Namun dari bencana yang ada, pohon tumbang yang paling mendominasi selama ini.

Dari hasil pemetaan ini, BPBD dan sejumlah instansi terkait bersama masyarakat setidaknya telah mengetahui titik mana saja yang perlu diantisipasi. Kejadian banjir beberapa lalu misalnya berhasil mendorong warga dan instansi terkait sama-sama melakukan kerja bakti. Kemudian membantu membersihkan drainase dan gorong-gorong dari sampah agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Adapun mengenai faktor utama banjir di Kota Malang akibat curah hujan yang tinggi. Kemudian menyebabkan drainase tak mampu menampung air sehingga menimbulkan genangan.

"Kenapa tidak menampung? Pasti ada suatu yang salah pada fungsi drainasenya, banyak sampah atau apa? Ini yang diperlukan untuk disadari masyarakat agar mau membersihkan sampah dan tidak buang sampah sembarangan," jelas Tri.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Malang, Hadi Santoso menilai sampah menjadi penyebab utama banjir di daerahnya. Hal ini diungkapkan berdasarkan temuannya saat normalisasi saluran air di Jalan Borobudur dan Jalan Candi Mendut, beberapa waktu lalu.

"Faktanya itu yang terlihat dan ditemukan. Dan ini, sekali lagi bukan sekali dua kali kita temukan. Sampah dan sampah bikin terhambat arus air sekaligus meluap ke jalan-jalan," ujar Hadi di Kota Malang.

Menurut dia, pihaknya memang masih terus berusaha melakukan penanganan dan penataan drainase agar tersistem dengan baik. Namun itu tak berarti banjir dapat dicegah secara maksimal. Dalam hal ini potensi banjir akan selalu terjadi selama masih ada perilaku tidak bertanggungjawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement